Sabtu, 10 Maret 2018

Kebumen Mengalami Krisis Multi Dimensi ; Gerakan Bangkit Kebumen (GBK) Menjadi Keharusan

Kejadian menghebohkan Jum'at (9/3) kemarin, dimana seorang anak tega memenggal kepala ibu kandungnya, di Desa Bocor, Buluspesantren, Kebumen, menghentak kesadaran kita bahwa sesungguhnya Kebumen tercinta tidak sedang baik-baik saja.

Ada kondisi kronis yang setiap saat bisa meledak pada "tubuh" Kabupaten Kebumen. Beberapa indikasi yang menunjukkan bahwa kabupaten di pesisir selatan Jawa Tengah dalam kondisi "waspada" :

1. Tingginya Angka Bunuh Diri

Dari data yang saya dapat dari Humas Polres Kebumen, pada akhir tahun 2017 saja ada 30 kasus bunuh diri yang terjadi di Kebumen. Berbagai sebab dan latar belakang menjadi penyebab seseorang mengakhiri hidupnya dengan cara konyol, yaitu bunuh diri.

Depresi, keputus-asaan, kelemahan iman dan rendahnya solidaritas sosial menjadi penyebab terjadinya bunuh diri. Tekanan ekonomi, sulitnya mendapatkan lapangan kerja, susahnya membuka usaha dan tidak adanya perhatian yang serius dari pemerintah menjadi faktor eksternal tingginya angka bunuh diri.

2. Tingginya Angka Perceraian

Pengadilan Agama Kabupaten Kebumen merilis, ada 2736 kasus perceraian yang terjadi selama tahun 2017. Artinya dalam sebulan lebih dari 200 pasangan yang bercerai, hitung sendiri dalam sehari ada berapa ?

Perceraian adalah indikator rusaknya pranata sosial, keluarga di masyarakat. Berbagai alasan juga menjadi penyebab suatu pasangan bercerai. Dari penelitian sederhana, ada dua alasan utana pasangan bercerai, pertama alasan ekonomi, kedua perselingkuhan.

Perceraian adalah faktor utama terjadinya keluarga broken home, dimana yang selalu menjadi korban adalah anak2. Anak-anak korban perceraian seringkali tidak mendapatkan pendidikan dan kasih sayang semestinya. Mereka berpotensi terjerumus ke dalam pergaulan bebas.

3. Kabupaten dengan Pengidap HIV AIDS tertinggi di Jawa Tengah

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kebumen, Tri Anggorowati, hingga tahun 2017 ada 836 kasus ODHA, tertinggi di Jawa Tengah. Ini belum termasuk mereka yang enggan untuk diperiksa.

Apapun argumentasi nya, tingginya ODHA adalah cerminan masyarakat yang rusak, jauh dari nilai-nilai agama, menjauhkan rahmat dan keberkahan, juga  berpotensi mendatangkan murka Yang Maha Kuasa.

4. Tingginya Angka Kriminalitas

Berita perampokan, pencurian, perampasan, pembunuhan hingga pemerkosaan selalu menghiasi surat kabar di Kebumen, termasuk di grup2 media sosial. Beberapa kali bahkan terjadi perampokan dengan pembunuhan sadis, kemudian pemerkosaan dan pencabulan anak di bawah umur.

Ini artinya Kebumen menjadi daerah rawan untuk ditinggali. Kejahatan setiap saat mengintai masyarakat, apakah mereka yang bepergian malam hari dengan sepeda motor, bahkan yang duduk diam di rumah.

5. Banyak Pejabat Terjerat Kasus Korupsi

Mulai dari Bupati, Sekda, ASN, Anggota DPRD dan rekanan pengusaha di Kebumen saat ini menjadi pesakitan KPK. Bahkan diduga kuat masih akan terus bertambah.

Artinya, selama ini terjadi perampokan secara sistematis dan terorganisir terhadap uang negara, yang seharusnya dibelanjakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

6. Konsisten Menjadi Kabupaten Termiskin

Hingga data terakhir yang dirilis BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Kebumen masih menduduki posisi termiskin nomor 2 prosentase penduduk miskin nya. Dan nomor 4 dari sisi jumlah penduduk terkategori miskin.

Kemiskinan adalah akar dari banyak persoalan, mulai dari kriminalitas, perceraian hingga kerusakan iman.

Ke-6 poin diatas bisa jadi bertambah, ini menunjukkan bahwa Kebumen dalam kondisi sangat memprihatikan. Hanya Tuhan dan masyarakat Kebumen sendiri yang sanggup merubah kondisi ini menjadi lebih baik.

Gerakan kesadaran, semangat kebersamaan, tekad perbaikan yang disebut GBK (Gerakan Bangkit Kebumen) menjadi sangat mendesak untuk dilaksanakan.

Semoga dibawah kepemimpinan KH Drs. Yazid Mahfudz, sebagai penerus kepemimpinan Ir. H. Mohammad Yahya Fuad, SE, sebagai Bupati Kebumen, dapat membawa harapan baru, menuju Kebumen yg lebih baik, lebih sejahtera, kuat dan bermartabat.

Salam GBK - Gerakan Bangkit Kebumen
Arief Luqman El Hakiem
( Pegiat Media dan Pengamat Kebijakan Publik)
Penggagas GBK - Gerakan Bangkit Kebumen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar