Jumat, 09 November 2018

PATUNG GAJAH MADA DI MABES POLRI TERNYATA WAJAH KOMJEN MOEHAMMAD JASIN


Wajah sosok Mahapatih Majapahit Gajah Mada sampai sekarang tidak jelas rupanya. Literatur peninggalan Majapahit juga tidak ada jejak bagaimana wajah Gajah Mada. Sejauh ini wajah Gajah Mada yang ada hasil penafsiran M Yamin.

Nah, cerita soal wajah Gajah Mada ini menyambung juga dengan kisah patung di depan Mabes Polri. Apabila melintas di Jl Trunojoyo, kita akan melihat patung setinggi 17 meter. Patung itu adalah patung Gajah Mada panglima pasukan Bhayangkara Majapahit.

Rengga Sancaya


Tapi yang baru terkuak adalah soal wajah patung Gajah Mada itu. Kepala Brimob saat itu tahun 1959, M Jasin ternyata menjadi inspirasi dari wajah di patung itu. Kisah itu tertuang dalam pembuatan wajah patung Gajah Mada tertuang dalam buku 'Memoar Jasin Sang Polisi Pejuang', yang terbit pada 2010 lalu.

Mengutip buku tersebut, tertulis di halaman 270 di bab VII Kedekatan dengan Pendiri Bangsa, bagaimana Jasin mengungkapkan perihal wajah patung Gajah Mada itu.

(Baca juga: Komjen Moehammad Jasin, Pejuang Rakyat dan Polisi Jujur di Jawa Timur).

Berawal dari audiensi di era sebelum reformasi dengan Menhan Edi Sudrajat. Jasin menuturkan, dia juga tak tahu dari mana, tiba-tiba Edi Sudrajat berseloroh soal wajah Gajah Mada di depan Mabes Polri yang menurutnya bukan wajah Gajah Mada tetapi wajah Jasin.

Gurauan soal patung itu yang kemudian membuat Jasin berbagi cerita. Menurut Jasin pada 1959, ketika dia masih menjabat sebagai Korps Brigade Mobile Brigade Indonesia, dan saat bersamaan Kepala Pengawasan Aliran Masyarakat (PAM) Komisaris Besar R Umargatab ditugaskan Menteri Muda/Kepala Kepolisian Negara RS Soekanto untuk mencari seorang pematung guna membuat monumen patung Gajah Mada.

Patung itu nantinya akan ditempatkan di depan Mabes Polri. Soekanto juga berpesan agar patung itu bisa selesai pada 1 Juli 1959. Patung itu dikerjakan dengan cepat dan badan patung selesai sebelum tenggat waktu. Tapi yang menjadi soal yakni wajah Gajah Mada.

"Masalahnya, baik Pak Umar maupun pematung sama-sama tidak tahu pasti bagaimana wajah Gajah Mada, sedangkan peresmian tinggal satu minggu lagi. Sebagai penanggung jawab, supaya tidak ditegur oleh Kepala Kepolisian R.S Soekanto, tanpa menjelaskan tujuannya, Pak Umar meminta foto saya. Saya kira foto saya itu akan digunakan untuk dokumentasi PAM ternyata tidak begitu," urai Jasin di bukunya.

Jasin menuturkan, foto itu kemudian diberikan kepada pematung monumen Gajah Mada dengan permintaan jangan sekali-kali membocorkannya kepada RS Soekanto.

"Maka jadilah patung Gajah Mada berdiri megah di halaman Markas Besar kepolisian yang wajahnya konon mirip dengan wajah Panglima Korps Mobiele Brigade Indonesia," tulis Jasin.

Setelah semua acara selesai, patung diresmikan. Jasin kemudian menyampaikan, Umargatab menemuinya dan meminta maaf karena terpaksa mencuri wajahnya untuk menyelesaikan patung.

Rengga Sancaya


"Beliau juga meminta agar hal ini dirahasiakan," terang Jasin.

Yang lucu juga, ketika peresmian patung itu, Umargatab dan Jasin saling curi pandang. Khawatir kalau RS Soekanto akan marah dengan wajah patung itu yang disebut 'mencuri' wajah Jasin.

"Syukurlah Tuhan mengabulkan doa kami. Upacara berjalan lancar dari awal sampai selesai tidak ada halangan. Bahkan pada akhir upacara, Pak Soekanto datang menemui Pak Umargatab dan pematung untuk menyampaikan selamat dan terima kasihnya atas jasa mereka," tutup Jasin di bukunya.

(idh/dra)

Sumber : detik 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar