Cari Blog Ini

Jumat, 13 Juli 2018

Video Viral Polisi dan Arogansi Masyarakat Sipil

"Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa"

Dua hari ini beredar video di medsos  dimana seorang pria memakai kaos oranye bertuliskan polisi pada punggungnya sedang menginterogasi dan menendang seseorang di sebuah minimarket. Seperti biasa, tanpa konfirmasi dan klarifikasi, masyarakat Netizens langsung berkomentar yang sebagian besar mem-bully dan mencaci.

Berbagai situs berita dan media mainstream juga berlomba-lomba menulis berita kejadian tersebut dengan frame dan motif tertentu, sesuai misinya. Rata-rata menyudutkan dan menyalahkan aksi pria tersebut. Menganggap arogan, tidak berprikemanusiaan dan kejam serta julukan-julukan negatif lainnya.

Tidak ada asap tanpa ada api, tidak ada akibat tanpa ada sebab. Cobalah luangkan waktu sejenak barang 5 menit, baca tulisan ini dengan kepala dingin, setelah itu silakan Anda beropini.

Biar adil, baca juga pengakuan dari pria berkaos oranye di dalam rekaman video yang disampaikan melalui komunikasi WhatsApp. Ketika dikonfirmasi, yang bersangkutan secara ksatria mengaku bahwa itu dirinya, seorang perwira polisi berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi, berdinas di Kepolisian Daerah Kepulauan Bangka Belitung.

AKBP YS : Izin Dan video tadi kronologisnya aku lagi di rumah dapat telp dari toko pada pukul 19.00 wib ada orang masuk toko pura2 belanja berombongan berjumlah 7 org. 6  masuk toko dan 1  menunggu dimobil avanzah. 3 ketangkap ( 2 ibu2 dan 1 anak 14 thn. 4 org melarikan diri pakai mobil avanzah. Kasus sdh dilaporkan ke polres pkp.

AKBP YS‬: Aku terpancing emosi ...dia org rame2 maling ditanya yg ktangkap dak tau semua

AKBP YS ‬: Ibu itu ditanya dak tau semua ktp dak ada, tempat tinggal dak ada ditanya 4 temanya yg lari dak tau

AKBP YS‬: Sdh lah saya manusia biasa...masak di maling rame2 masuk toko dan yg ketangkap oleh saya 3 org...ditanya ktp, tempat tnggal, teman yg lari di jawab semua dak tau.
Terus ada org dak punya hati nurani yg disorot salahnya saja. Coba kalau rumahnya kemasukan maling kayak begitu.

Sampai disini kita mulai tahu duduk perkaranya. Bahwa yang menginterogasi perwira polisi, yang ditendang adalah kawanan sindikat pencuri yang terbiasa beraksi ramai-ramai. Yang jadi sasaran pencurian saat itu adalah minimarket milik perwira polisi tersebut.

Sebagai manusia saya bisa memahami apa yang dilakukan AKBP YS, meski tidak membenarkan. Sekali lagi, bisa mengerti tapi tidak membenarkan !

Sekarang saya bertanya, siapa yang di-bully dan siapa yang dibela oleh para Netizen ?

Pantaskah Netizens membela para pelaku kejahatan yang jelas-jelas terbukti melakukan pencurian ?

Jika Netizens menjawab, mestinya dibawa di kantor polisi dan diadili.

Baiklah saya sodorkan kepada Anda semua data dan fakta. Apa yang masyarakat lakukan ketika ada pencuri, begal, jambret yang tertangkap basah melakukan aksinya. Ketik saja di Google "PENCURI DIBAKAR", akan Anda temukan ratusan aksi main hakim sendiri secara sadis terhadap pelaku pencurian.

Di Madura pencuri dibakar, di Probolinggo pencuri motor dibakar, di Pati pencuri di hajar hingga babak belur, bahkan kita semua masih ingat, ketika seorang pria dituduh mencuri amplifier dibakar massa, ternyata ketahui dia tidak mencuri.

Dalam kasus diatas siapa yang akan Anda bully dan siapa yang akan Anda bela ?

Siapa yang lebih sadis dan siapa yang arogan ?

Ketika satu oknum polisi berbuat yang menurut masyarakat tidak pantas langsung beramai-ramai diserang institusi nya. Padahal masih banyak anggota polisi baik dan mengayomi. Lantas apakah kita boleh menyerang bangsa kita sendiri ketika ada sekelompok masyarakat yang main hakim sendiri hingga menyebabkan kematian ?

Polisi itu manusia bukan malaikat bukan robot, dia punya rasa punya hati. Masyarakat jangan berekspektasi terlalu tinggi. Para polisi itu juga anak dari ibu bapaknya, suami dari istrinya dan ayah dari anak-anaknya. Sisi manusianya juga akan muncul ketika keluarga, harta dan kehormatannya diganggu. Sama seperti kebanyakan manusia lainnya.

Dalam kasus AKBP YS, saya berdiri membela Institusi Polri dan siap berada di belakang beliau untuk menjawab semua tuduhan dan bully-an...!

Para kawanan pencuri, pencopet, begal, jambret dan kejahatan jalanan memang harus dihabisi tanpa kompromi.

Siapapun yang membela penjahat adalah penjahat. Wanita dan anak-anak seringkali digunakan dalam modus operandi kejahatan. Mereka adalah korban memang, namun ketika mereka membela penjahat maka mereka juga harus ditumpas. Sindikat narkoba, pencuri dan penipu seringkali memanfaatkan wanita dan anak-anak untuk mengelabuhi kejahatannya.

Jangan lengah dan jangan terlena. Bukankah kita semua setuju ketika Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian menginstruksikan kepada seluruh jajaran untuk membentuk kesatuan pemburu begal dan kejahatan jalanan ?

Kita juga setuju ketika para begal dan jambret tersebut ditembak ditempat jika perlu ?

Jangan pernah mengasihani pencuri dan penjahat meski mereka wanita dan di bawah umur, sebagaimana kita jangan mengasihani koruptor dan pengedar narkoba.

Tuhan juga tidak akan mengasihani pelaku maksiat dan orang-orang musyrik yang menyekutukan Dia. Tuhan siapkan hukuman pedih baik di dunia maupun di akhirat.

Jadilah Netizen cerdas dan adil. Jangan terbawa framing dan agenda setting kelompok yang ingin melemahkan Institusi Polri dan mengacaukan negeri ini.

STOP BULLYING !
STOP FRAMING !

Salam Tribrata
Salam Indonesia Raya

Yogyakarta, 13 Juli 2018
Arief Luqman El Hakiem
Pegiat Media dan Pemerhati Kebijakan Publik

5 komentar:

  1. Mantap..
    Terima kasih atas pencerahanannya..
    Mohon ijin saya viralkan. .

    BalasHapus
  2. Aswb menurut saya kan ini negara hukum .Ini kesempatan alangkah baiknya masalah ini masuk ranah pengadilan.Lebih baik lagi sidang terbuka disiarkan keseluruh Indonesia

    BalasHapus
  3. Membenarkan tindakan kekerasan aparat. Zolim tetap zolim.

    BalasHapus
  4. Klo benar klarifikasi dimaksud monggo kt hrs bersikap adil dan bijak dlm menyikapi hal tab, tentu kt ngk mau memberikan perlindungan kpd orang yg melakukan kejahatan,ngk perduli itu anak2 dmn mereka dijadikan Korban,jg kt ngk mau aparat kt arogan sebaiknya diproses biar jelas duduk persoalannya. ..
    !

    BalasHapus
  5. Saya setuju sebagai pengamat(media sat ya bakti poldasumut)melihat mendengarkan informasi ini tentunya tanpa terkecuali siapa pun tidak dibenarkan mencuri apalagi ini sudah termasuk bagian dari komplotan/sindikat yang memang harus dibongkar..
    Dalam kasus ini tindakan AKBP ini juga tidak dibenarkan oleh hukum dan seharusnya di interogasi di markas kepolisian setempat untuk kepentingan hukum,namun harus kita akui polisi itu juga adalah manusia biasa yang punya keterbatasan emosional sehingga pada saat itu terjadi kontak pisik terhadap si ibu dan sekaligus si pencuri Karena sudah berulang kali ditanyakan tentang komplotannya secara baik'baik namun selalu dipersulit dgn tidak mengakui komplotannya dan identitas nya, sehingga terjadi peristiwa pemukulan ini..
    Nah sekarang jika kita disuguhkan pilihan tindakan siapakah yang dibenarkan dan dipersalahkan..

    BalasHapus