Cari Blog Ini

Rabu, 31 Mei 2017

Perjuangan Meraih Bintang ; Brigjen Pol. Nur Afiah

Jakarta- (31/5/2017)  Namanya Nur Afiah. Sikap keseharian sangat low profile dan sangat “Easygoing”. Ia selalu terlihat akrab dan ramah dalam bergaul. Ibu hebat dari dua anak lelaki, Aji dan Ryan ini, telah menapak karier profesionalnya di Kepolisian, sehingga ia ditabalkan oleh Kapolri sebagai salah satu dari sedikit Polwan yang berhak menyandang pangkat bintang satu.

Dengan jabatan sebagai Wakapolda Sumatera Barat yang dilaksanakan Korp Raport kenaikan pangkatnya sebagai seorang Brigadir Jenderal Polisi pagi ini. (31/05/2017).

Diterima di Rupatama Mabes Polri jalan Trunojoyo 3 Keby Baru, Jakarta Selatan, Bu Nur, begitu ia biasa dipanggil, menerima wawancara eklusive dari kontributor Tribratanews. Dalam perjalanan hidupnya yang penuh lika liku, Nur Afiah kecil adalah anak dari ayah bernama RM Mochamad Drajat yang merupakan pemuda asli dari Semarang dengan ibu bernama Kusmini dari Surabaya.

Masa masa kecilnya, Bu Nur yang terlahir di Kota Makasar pada tanggal 22 mei 57 tahun yang lalu, dibesarkan dari keluarga TNI di sebuah asrama Tentara di Mattotangin, Makasar.

Di Asrama tentara inilah Nur Afiah kecil menghabiskan masa kanak kanaknya yang tentu sangat sederhana. Ditahun 1960-an dimana Indonesia masih bergulat dengan kisruh politik dan ekonomi dalam negeri, serta pemberontakan yang meletup di berbagai propinsi ikut mewarnai khazanah pengalaman masa kecilnya.

Sang Ayahanda, yang sesungguhnya masih keturunan ningrat bangsawan Jawa, karena kondisi sulit tersebut akhirnya memilih jalur pensiun dini dari TNI dan kemudian berkarier sebagai seorang Wiraswastawan.

Sebagaimana pasutri muda Indonesia lainnya di masa tahun 1950-an keluarga RM Mochamad Drajat dan Ibu Kusmini memiliki anak banyak hingga sepuluh orang.

“Namun dari sepuluh bersaudara yang hidup sampai kini tinggal berlima saja, dan walau pernah punya adik kini saya menjadi bungsu terdaulat dalam keluarga” ujar Ibu Nur ramah.

Kisah perjalanan hidup keluarga sederhana ini kemudian hijrah ke Jakarta pada Mei 1970. Nur Afiah kecil juga pindah sekolah ke Jakarta. Pasangan suami isteri yang kompak dan tau bagaimana menggali bakat terpendam anak anaknya akhirnya berhasil mengantar kelima anak anaknya “jadi orang”.

“Kakak saya yang sulung berkarier dan memasuki usia pensiun di Angkatan Darat dengan pangkat terakhir Kolonel, berturut turut dibawahnya kakak saya yang lain pensiunan di Pertamina, pensiunan Bank BRI dan seorang lagi wiraswastawan yang berhasil dan saya sendiri profesional sebagai seorang alat negara penegak hukum” ujar Ibu Nur menjelaskan.

Menurut Ibu Nur, keberhasilannya dan saudaranya tak lain karena peran kedua orang tua mereka yang tau bagaimana menggali bakat anak sesuai passion si anak masing masing. Sehingga bakat terpendam anak anaknya dapat dipoles dengan tepat.

“Saya sendiri di masa muda saya dulu tergabung sebagai atlet Sepak Bola wanita. Dan saat itu klub Sepak Bola Polwan mampu meraih prestasi secara nasional tahun 1992” ujar Ibu Nur mengenang masa masa mudanya.

Tak hanya itu, disaat masa SMA dirinya juga memiliki prestasi cemerlang sehingga selalu mendapat beasiswa dari pemerintah sampai tamat SMA. Masuk polisi dengan jalur SEPA ditahun 1984, Bu Nur Afiah dilantik dengan pangkat Lettu (Iptu sekarang) dan langsung ditugaskan di Lemdiklat Polri.

Berbagai prestasi kemudian diraihnya selama berdinas hingga yang kemudian pada akhirnya Bu Nur Afiah dipercaya oleh pimpinan Polri untuk menduduki jabatan sebagai Wakapolda Sumatera Barat dan pada pagi ini, atas prestasi prestasinya selama ini ia dianugerahi kepercayaan pimpinan dengan pangkat Brigadir Jenderal Polisi sehingga saat ini di jajaran pimpinan Polri hanya ada empat Jenderal Polwan aktif dimana Bu Nur Afiah adalah salah satunya.

Bu Nur Afiah sudah membuktikan bahwa dirinya memiliki kapasitas dan kapabilitas yang layak untuk menyandang posisi, jabatan dan pangkat yang kini dipercayakan oleh Pimpinan tertinggi Polri kepadanya.

Satu hal yang masih menjadi Obsesinya hingga kini dan ingin diwujudkan adalah mengumrohkan semua saudara kandungnya dan semua iparnya. Penyuka warna biru dan merah ini mengatakan bahwa mimpinya ini sudah lama ingin diwujudkan namun belum tercapai.

Dalam kesempatan terpisah, ketika mewawancarai salah satu Polwan Polda Sumbar, Bripda Reka, mengatakan bahwa Ibu Waka adalah sosok yang sangat mengayomi.

“Beliau sosok wanita cerdas, tipe Polwan yang tidak mudah patah semangat. Beliau menunjukkan bahwa wanita itu bisa. Dibalik sosoknya sebagai seorang pimpinan yang baik dan tegas, ibu mampu sekaligus menjadi ibu teladan untuk kami juniornya. Ibu juga termasuk sosok Muslimah yang taat dan selalu mampu memotivasi anak buahnya dengan pengalamannya yang berharga untuk dijadikan teladan” tutur Reka tentang Ibu Waka Poldanya ini.

Isteri dari Brigjen Pol (Pur) Zaenal Mastjik ini, sering menekankan pada junior juniornya agar selalu menjaga nama baik Institusi Polri dan mendorong juniornya untuk meraih pendidikan setinggi mungkin.

Sumber : Tribratanews.polri.go.id.

Penulis: Antoni
Editor: Umi Fadillah
Publish : Alam / Veri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar