Senin, 29 Agustus 2016

AKP Hari Harjanto, SH : Perangi Narkoba Lewat Musik

KEBUMEN – (29/8/2016) Selain jago mengungkap peredaran narkoba di wilayah Kebumen, AKP Hari Harjanto, SH selaku Kasat Narkoba Polres Kebumen banyak yang tidak mengetahui sisi menarik bapak dua anak tersebut, Senin (29/08/2016).

Diluar kesibukanya sebagai polisi berpangkat perwira petama, yang menurut penuturannya masih dalam proses penyelesaiannya tesis tugas akhir sebagai mahasiswa program Magister Litigesi UGM yang didapatkan melalui beasiswa Mabes Polri itu ternyata dirinya mempunyai group musik Keroncong yang belum banyak orang ketahui.

Baru baru ini, group keroncong miliknya yang diberi nama “The Generation” mendapat kesempatan diundang untuk mengisi acara di pendopo Kebumen dalam yang di selenggarakan Pemkab Kebumen.
Group musik yang terdiri dari 10 personel dari latar belakang dan pekerjaan berbeda serta hobby yang sama, menurut pria kelahiran Semarang 1 Januari 1976 itu bukan suatu hambatan untuk berkarya.

Bahkan menurutnya, musik beraliran keroncong yang dibentuk kurang lebih tujuh bulan itu bukan hanya bermusik keroncong.

“Lewat musik yang kami mainkan, kami kampanyekan anti narkoba, dan hasilnya lebih mengena,” ucap Hari yang mempunyai hobi renang itu.

Bermodal ukulele yang dia mainkan bersama group keroncong “The Generation” siap mengkampanyekan anti narkoba sesuai intruksi pimpinan Polri.

Beserta group musiknya, menurut polisi yang lama tugas di Palu Sulawesi tengah, dirinya sangat terbuka jika ada yang akan mengkampanyekan narkoba melalui musiknya. “Siapa lagi yang peduli kepada generasi muda kalo bukan kita sebagai orang tua, masa depan anak muda yang bersih dari narkoba tanggung jawab kita bersama,” ucapnya.

Maka, dengan adanya “The Generation” kami berharap, kampanye anti narkoba lebih diminati, karena lagu yang disajikan merupakan lagu pop yang ngehits saat ini, tutupnya. (Arif Yuswandono /Bharindo News/Humas/reskbm).

#71thRIkerjaNyata
#PolriBagiNegeri
#HaloDunia
#SaveNKRI

Minggu, 28 Agustus 2016

Kita Pernah Punya Hoegeng

Kita Pernah Poenya Hoegeng

JAKARTA - (1/7/2016) Tahun 1955, Kompol Hoegeng Imam Santoso mendapat perintah pindah ke Medan. Tugas berat sudah menantinya. Penyelundupan dan perjudian sudah merajalela di kota itu. Para bandar judi telah menyuap para polisi, tentara dan jaksa di Medan. Mereka yang sebenarnya menguasai hukum. Aparat tidak bisa berbuat apa-apa disogok uang, mobil, perabot mewah dan wanita. Mereka tak ubahnya kacung-kacung para bandar judi.

Bukan tanpa alasan kepolisian mengutus Hoegeng ke Medan. Sejak muda dia dikenal jujur, berani dan antikorupsi. Hoegeng juga haram menerima suap maupun pemberian
apapun.

Maka tahun 1956, Hoegeng diangkat menjadi Kepala Direktorat Reskrim Kantor Polisi Sumut.
Hoegeng pun pindah dari Surabaya ke Medan. Belum ada rumah dinas untuk Hoegeng dan keluarganya karena rumah dinas di Medan masih ditempati pejabat lama.

Cerita soal keuletan para pengusaha judi benar-benar terbukti. Baru saja Hoegeng mendarat di Pelabuhan Belawan, utusan seorang bandar judi sudah mendekatinya.

Utusan itu menyampaikan selamat datang untuk Hoegeng. Tak lupa, dia juga mengatakan sudah ada mobil dan rumah untuk Hoegeng hadiah dari para pengusaha.
Hoegeng menolak dengan halus. Dia memilih tinggal di Hotel De Boer menunggu sampai rumah dinasnya tersedia.

Kira-kira dua bulan kemudian, saat rumah dinas di Jl Rivai siap ditinggali, bukan main terkejutnya Hoegeng. Rumah dinasnya sudah penuh barang-barang mewah. Mulai dari kulkas, piano, tape hingga sofa mahal. Hal yang sangat luar biasa. Tahun 1956, kulkas
dan piano belum tentu ada di rumah pejabat sekelas menteri sekalipun.

Ternyata barang itu lagi-lagi hadiah dari para bandar judi. Utusan yang menemui Hoegeng di Pelabuhan Belawan datang lagi. Tapi Hoegeng malah meminta agar barang-barang mewah itu dikeluarkan dari rumahnya. Hingga waktu
yang ditentukan, utusan itu juga tidak
memindahkan barang-barang mewah tersebut.

Apa tindakan Hoegeng?
Dia memerintahkan polisi pembantunya dan para kuli angkut mengeluarkan barang-barang itu dari rumahnya. Diletakkan begitu saja di depan rumah. Bagi Hoegeng itu lebih baik daripada melanggar sumpah jabatan dan sumpah sebagai polisi Republik Indonesia.

Hoegeng geram mendapati para polisi, jaksa dan tentara disuap dan hanya menjadi kacung para bandar judi. “Sebuah kenyataan yang amat memalukan,” ujarnya geram.

Jenderal Polisi ( Purn. ) Hoegeng Imam Santoso lahir di Pekalongan , Jawa Tengah , 14 Oktober 1921 –meninggal 14 Juli 2004 pada umur 82 tahun- adalah salah satu tokoh kepolisian Republik Indonesia yang pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) ke-5 yang bertugas dari tahun 1968 - 1971.

Dirgahayu ke 70 Kepolisian Republik Indonesia.
Salam 86. (Arif Yuswandono /Bharindo News).

PERS ; antara INFORMASI dan OPINI

PERS ; antara INFORMASI vs OPINI

”Di zaman otoriter dulu, tidak ada orang yang percaya berita koran. Satu-satunya berita yang masih bisa dipercaya hanyalah berita yang dimuat di halaman 10. Di halaman 10 itulah, dimuat iklan dukacita. Bagaimana setelah reformasi, ketika pers menjadi terlalu bebas? Masyarakat malah lebih tidak percaya. Semua berita memihak. Halaman 10 pun tidak lagi dipercaya” ( Joke Gubernur NTB, KH. Dr. Zainul Majdi pd acara puncak Hari Pers Nasional, 9 Feb 2016 di Lombok).

Pd perkembangannya, koran dn media cetak lainnya tergeser oleh media elektronik spt radio dn televisi. Dn di era digital, dimana bumi serasa mjd kampung yg sgt kecil, media elektronik mulai digantikan perannya oleh media internet dg sgala macam varian produk nya spt web, aplikasi sosmed dn aplikasi berita lainnya.

Situs2 yg menampilkan berita dn informasi juta-an jumlahnya. Ini krn membuat portal berita di web lebih mudah dn murah dibandingkan mendirikan perusahaan penerbitan atau stasiun Televisi. Siapapun, baik perorangan maupun lembaga bisa membuat web yg memuat berbagai berita dn informasi. Kadang informasi tsb bohong dn tdk bs dipertanggungjawabkan.

Web dg situs berita on-line nya memang banyak yg tdk bisa dikategorikan sbg produk jurnalistik. Berita yg disajikan tdk ditulis oleh org yg memahami dasa2 ilmu jurnalistik, bahkan tdk mengindahkan etika jurnalistik.

Banyak berita yg disajikan tdk melalui proses yg benar. Tdk ada perencanaan, pencarian, penulisan, dan pengeditan berita. Berita diambil asal comot dg model capy paste dr sana sini. Dr sumber berita yg tdk bs dipertanggungjawabkan.

Dr sinilah kemudian muncul istilah HOAX. Informasi bohong ato sbagaian bohong tp krn dimuat berulang2, dn dicopas berkali2 sehingga nampak mjd berita yg benar. Berita yg disajikan bukan lagi murni informasi ttg suatu kejadian ttp sdh ke arah opini utk menggiring masyarakat ke pemikiran tertentu.

Media on-line, bahkan pers saat ini tdk lagi netral pembawa informasi, tp sdh memihak sbg pembawa opini utk kepentingan golongan tertentu. Misi pemilik yg menguasai media lebih dominan dr pd kepentingan masyarakat akn informasi yg tepat dn akurat.

Contoh terbaru adl berita seputar Kudeta Militer di Turki. Informasi2 yg qt dpt kan seringkali berlawanan antar media yg satu dg yg lain.

Berita seputar imigran dr Tiongkok jg tdk kalah heboh. Banyak media yg menyebutkan bahwa itu fakta, tp banyak pula yg menyebut itu hoax.

Bahkan berita seputar korban meninggal pd saat arus mudik lebaran kemarin ada yg menganggap sbg hoax.

Masyarakat dibuat bingung informasi yg berseliweran dr situs2 dn portal berita yg tdk jelas. Banyaknya situs berita abal2 dn tdk bs dipertanggungjawabkan ini yg membuat netizens slalu terpecah mjd dua kelompok. Kelompok yg pro dn kontra.

Bahkan efek dr pilpres kemarin masih terasa di dunia Maya hingga saat ini. Semua persoalan yg terjadi di tanah air selalu di kaitkan dg hasil pilpres 2014. Selalu muncul kelompok yg secara membabi-buta menyalahkan pemerintah tp ada jg kelompok yg habis2an membela pemerintah.

Kondisi tersebut tergambar dlm keberpihakan media elektronik /televisi dn situs2 berita di media on-line. Televisi dn media on-line nampak sekali terpecah menjadi dua. Ini tdk bisa qt pungkiri. Akhirnya pers tdk lagi murni pembawa berita (News) tetapi lebih penggiring opini (Views).

Dlm kondisi spt ini masyarakat hendaknya lebih cerdas utk melihat dn menyikapi. Lebih bijaklah memebaca berita dn berkomentar. Jgn lihat isi berita nya saja, tp cermati siapa membawa beritanya. Jgn asal copas kemudian disebarkan, tp lihat dlu alamat web yg memuatnya. Banyak web abal2 yg memuat berita hoax bermunculan di beranda FB Anda.

"Media adl entitas paling berpengaruh di dunia. Dia bs menjadikan yg benar mjd salah, dn bisa menjadikan yg salah mjd benar. Krn media mengendalikan pemikiran massa" , kata Malcolm X.

Salam #DamaiIndonesiaKoe

(Arif Yuswandono)

Sabtu, 27 Agustus 2016

Upaya Pembusukan Institusi Polri, Siapa Diuntungkan...?!

Upaya Pembusukan Institusi Polri, Siapa Diuntungkan...?!

Sahabat Indonesia tercinta...

Bbrpa hari terakhir ini qt disuguhi berbagai informasi negatif terkait kinerja Polri dan institusi nya. Mulai dr cuitan Harris Azhar (KontraS) yg mengutulip pengakuan terpidana mati narkoba, Freddy Budiman, kemudian berita oknum polisi yg menghajar penjaga warnet hingga yg terakhir berita seorang polwan Singkawang yg menampar pelanggar lalu lintas.

Khusus berita yg terakhir, sy pernah memuat klarifikasi dan laporan tertulis dr Brigadir Yusitasari, polwan yg menampar pelanggar lalin. Rupanya masih ada yg blm terungkap dr kejadian tsb.

Seorang sahabat saya, netizen dr Jawa Timur melakukan komunikasi langsung melalui WhatsApp dg Sang Polwan utk menggali lebih dlm ttg kejadian tsb secara detail. Dr situ terungkap bahwa ada upaya sistematis utk mendiskreditkan institusi polri dan anggota2nya.

Perlu diketahui bahwa pelanggar lalin adl seorang laki2 keturunan Tionghoa bernama Ahoi (dr nama di STNK), dia fasih berbahasa Tionghoa. Disamping tdk mengenakan helm dan dibawah pengaruh alkohol, dia jg tdk memiliki SIM. Nampak sekali dia sengaja memancing emosi dan masalah dg tdk mengindahkan teguran petugas utk mengenakan helm yg dijepit di jok motornya.

Bahkan, dia menunjukkan arogansi dan kesombongannya dg membantah setiap nasihat dr petugas. Bahkan mencaci petugas dg kata2 tdk sepantasnya dg bahasa Tionghoa. Tdk berhenti smp disitu, dia melakukan kekerasan fisik thd petugas wanita dg menarik2 rompinya dan menendang kakinya.

Kekerasan scr verbal dlm bahsa Tionghoa, misalnya _congnyame cibai_ (menurut seorang kawan, cibai dlm bhs Tionghoa brarti vagina _maaf).

Perekam kejadian dan pengunggah di YouTube jg keturunan Tionghoa bernama Cho Bui Tho, dg sengaja tdk menginformasikan scr lengkap detail kejadian, dia malah memberi komentar negatif thd video yg dia unggah.

Yg lebih mengagetkan adalah, pasca kejadian tsb rame di medsos, pihak pelanggar mendatangi Sang Polwan meminta uang ganti rugi senilai 50jt rupih. Pihak pelanggar mengancam akn melaporkan ke provost, jk permintaan tsb tdk dipenuhi.

Sahabat Indonesia tercinta...

Rentetan kejadian tsb mungkin tdk terorganisir, tp secara sporadis nampak ada upaya dr pihak2 tertentu utk terus menyudutkan dan melemahkan institusi polri. Satu kesalahan polisi di-blow up habis2an, tp sejuta kebaikan dan pengabdian polisi tdk dianggap bahkan ketika diunggah dianggap sbg pencitraan.

Institusi polri adl lembaga resmi negara yg keberadaan dan fungsinya jelas diatur dlm perundang-undangan, dibiayai dg uang negara. Institusi kepolisian sgt penting dan vital dlm menjaga dan menjamin rasa aman masyarakat.

Sdh sewajarnya qt sbg sesama anak bangsa ikut menjaga dan mengawasi institusi polri dr upaya pelemahan dan penghancuran. Akn ada pihak2 yg diuntungkan dg lemahnya institusi polri. Yaitu mereka yg mengambil manfaat dr setiap kekacauan dan ketakutan.

Mari, sahabat Indonesia tercinta, qt jaga bersama institusi polri tercinta. Qt bersihkan dr oknum nakal, dan qt lawan dr setiap upaya pembusukan.
Polri kuat rakyat aman, polri lemah masyarakat resah.

Salam Tribrata
#71thRIkerjaNyata
#polribaginegeri
#halodunia
#SaveNKRI

(Arif Yuswandono /Bharindo News).

Jumat, 26 Agustus 2016

Kapolres Klaten Pimpin Buatkan Rumah Ibu Lastari di Dolon, Bayat

Kapolres Klaten Pimpin Buatkan Rumah Ibu Lastari di Dolon, Bayat

Yogyakarta –(27/8/2016) Menyambut Hari Jadi Polwan ke-68 yang jatuh pada 1 September 2016 mendatang, Polres Klaten memperingatinya dengan melakukan kegiatan sosial yakni bergotongroyong membuat rumah bagi Ibu Lastari (52 th) yang tinggal di Dolon, RT 2/RW 7, Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten, Jumat pagi (26/8/2016).

Kapolres Klaten, AKBP Faizal SIK MH bersama istrinya Ny Ratih Faizal, Ketua Bhayangkari Polres Klaten, memimpin langsung giat peduli masyarakat dengan turun tangan langsung dalam proses pembangunan rumah bagi Ibu Lastari yang tinggal sendirian dan tuna netra.

Berbaur dengan warga masyarakat dan 70-an Polwan Polres Klaten, Kapolres Klaten dan Istrinya tanpa canggung ikut menurunkan genting, mengangkut pasir, batu, dan mengusung paving block yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan rumah dari pukul 07.30 WIB.

Semua dikerjakan dengan bergotong royong bersama puluhan Warga Dolon, tempat Ibu Lastari tinggal.

Sementara, Ibu Lastari sendiri selama 20-an tahun tinggal dan tidur di sebuah rumah tak layak huni berukuran 3×4 meter. Selama ini, jelas Faizal, Bu Lastari selalu mandi di rumah tetangganya dan ternak ayam ala kadarnya.

Keadaannya yang serba susah, tuna netra, belum menikah, menjadi prioritas Polres Klaten untuk turun tangan. Rumah tersebut  tak layak huni lagi dan dalam memperingati hari jadi Polwan ini, Polres Klaten terpanggil hatinya untuk membantu meringankan beban yang dipikul Ibu Lastari.

“Harapannya dengan program ini, Polres Klaten ingin berbagi dengan lingkungan. Masyarakat masih banyak yang membutuhkan bantuan kita. Kami dari Polres Klaten siap membantu program pemerintah Klaten dan langkah ini sudah seijin bupati, beliau Ibu Bupati Hj Sri Hartini sangat mendukung,” tandas Faizal di sela-sela acara peduli rumah tak layak huni.

Kapolres menambahakan program membangun rumah ini merupakan sumbangsih dari seluruh anggota Polres Klaten, nantinya rumah bu Lastari akan diluaskan ukuranya menjadi 4×6 meter, ada teras, ada kamar mandi komplit, atapnya pakai asbes, dan tanahnya diplester.

Dari dana iuran anggota Polres Klaten itu, Rabu kemarin (25/8) telah dibelikan 2 truk pasir, 40 semen, 3 buah kusen, 1000 batako, dan lainnya, Untuk persiapan membuat rumah, jajaran anggota pun  turun tangan kerja bakti bersama anggota Bhayangkari.

“Target sekitar tanggal 2 September 2016, diharapkan rumah ini sudah jadi kisaran 90 persen. Agenda ini juga dalam kerangka memperingati Hari Jadi Polwan ke 68 tanggal 1 September 2016, dan juga memperingati Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari tanggal 19 Oktober,” pungkas Faizal. (Arif Yuswandono /Bharindo /Tribratanewspoldajateng).

#71thRIkerjaNyata #PolriBagiNegeri #SaveNKRI

Kamis, 25 Agustus 2016

Kronologis Kejadian yg Sebenarnya Kasus Pelanggar Lalin yg Ditampar Petugas di Singkawang

PERNYATAAN LAPORAN TERTULIS DARI BRIGADIR YUSITASARI MENGENAI KRONOLOGI KEJADIAN:

_Assalamualaikum_ ndan...
Ijin menjelaskan kronologi dari awal kejadian pemukulan yg saya lakukan....
Saya tau saya salah namun sy ingin menjelaskan kronologi nya sebelum terjadinya pemukulan...

Pada tanggal 21 agustus 2016 sekira pukul 15.15 wib saya pam lalin di simpang 4 lampu merah Alianyang tepat nya di samping kantor walikota Singkawang...

Kemudian sy menemukan pelanggar lalin tidak menggunakan helm berhenti tepat di depan sy... sy tegur dia.. tapi dia tidak mengindahkan, kemudian si pelanggar itu sy suruh jalan alternatif krna tdk enak dilihat yg lain , sy arah kan si pelanggar ke kanan ( arah Mapolres Singkawang ) namun si pelanggar juga tidak mengindahkan...

Lalu sy kembali gatur, kemudian  setelah rombongan karnaval lewat sy kembali dtg ke pelanggar... ternyata helm si pelanggar ada di apit di kedua paha nya di depan jok pass d tengah2 sepeda motor nya...

Kemudian ketika sy tanya knapa helm nya ga dipake si pelanggr malah menggunakan kacamata.. lalu sy blg.. yg dipake helmnya bg.. bukan kacamata.. lalu dia blg "sy tidak mau " kemudian pass sy mau ambil helm nya dia menahan tangan sy... trs sy blg lagi pake dong helm nya.. trs sy ambil lg helm nya dg mksd untuk membantu menggunakan helm nya.. lalu tangan sy ditepis... kemudian melihat tingkah nya bgtu kunci motor si pelanggar sy ambil...

Kemudian setelah sy ambil kuncinya sy kembali gatur, lalu si pelanggar berusaha mengambil kunci motor yg sy tahan di saat sy sedang gatur , dan si pelanggar pun narik2 rompi sy dan menarik tangan sy dg mksd mengambil kunci itu...

Kemudian si pelanggar mungkin geram atau gimana sm sy dia mencoba mau mukul sy... Kemudian sy dorong motor nya ketepi...

Sy tanya sm si pelanggar knapa udh ditegur, kok malah berontak sm sy sampe memperlakukan sy yg ga baik sm sy... si pelanggar langsung bilang "saya ini buru2 mau pulang ke rmh, bapak sy sakit"

Lalu sy blg ke dia jgn gtu lah, kalo bapak mu sakit knapa mulut mu bau minuman keras sy blg... mungkin kehabisan alasan atau gmn si pelanggar langsung maki2 pake bahasa Tionghua... _congnyame cipai dll..._

Kemudian sy blg knapa km marah2 sm sy...
Lalu dia blg cepat lah kunci sy kembali kan...

Trs sy blg mana STNK motor mu...
Lalu dia coba rampas kunci nya... sy langsung blg biar sy sj yg buka nnti malah km bawa lari motor mu...
Kemudian dia ambil STNK dg no pol. KB 3119 P. STNK. An. Suhardi dan ternyata dia ga punya SIM..

Kemudian dia masih berontak2 ga terima lalu sy ditendang sm si pelanggar... kemudian pacar sy lihat ... lalu dilerai ... sy bingung knapa sy d tendang...

Kemudian datang salah seorang warga Tionghua menggunakan pakaian wrna biru yg tidak sy kenal langsung blg "ini knapa kok di keroyok" ...

Tidak ada yg mengeroyok dia ini dia cuma ga pake helm..

Namun setelah sy jelaskan berkali2 si pria tidak dikenal ini tetap ngotot bahwa kami melakukan pengeroyokan terhadap si pelanggar...

Kemudian ada 2 org polwan berhenti di lampu merah 2 org melakukan patroli, an. Bripda Nurul dan Bripda Riska...
Lalu sy suruh mereka berdua untuk meredam si pelanggar...

Si pelanggar masih marah2 dan malah mengatai polwan berdua itu dg kata2 "POLISI MACAM APA KAU, BRENGSEK, POLWAN TAIK"

Lalu sy langsung reflek secara tiba2 sy memukul dia beberapa kali ke arah pipi bagian kirinnya.

Lalu datang Brigadir Tigor dan Brigadir Dwi membawa si pelanggar ke belakang TKP.. kemudian kita bawa pelanggar ke mako dan tidak lama kemudian dtg anggota DPRD an. SUMBERANTO CITRA untuk menanyakan kejadian nya.. sy jelaskan kemudian di damai kan oleh beliau... dan mslh selesai... sy pun mencatat nama pelanggar tsb. An. Ahoi alamat nya di Jawai...

Dan krna merasa si Ahoi sudah minta maaf dan salaman sm sy pun suruh Ahoi pulang...

Brigadir Yusitasari, Anggota Satlantas Polres Singkawang - Kalbar

Rabu, 24 Agustus 2016

MENTAL PECUNDANG vs MENTAL PEMENANG

MENTAL PECUNDANG

YOGYAKARTA- (25/8/2016) Saya ingin mengomentari stts FB saudara Kamaruddin Simanjuntak, SH, Advokat Jakarta, yg diunggah pd 19 Agustus 2016 pk 07.39, dg judul *Polisi Republik Indonesia Swasta*. Dia menceritakan ttg seorang pria yg membantu mengatur lalulintas di wilayah Kebon Jeruk, Jakarta Barat, tepatnya di pertigaan ganda, mendekati jembatan menanjak fly over Kemanggisan,  di Jalan Arjuna Utara.

Sbg konsultan dan wartawan, sy mengapresiasi tulisan tsb. Namun nampak sekali bahwa sdr Kamaruddin Simanjuntak, SH tdk fair dan tdk obyektif dlm mengulas sosok pria pengatur lalu lintas tsb, qt sering menyebutnya "Pak Ogah". Tulisannya tendensius dan memojokkan institusi Polri.

Sbg pembanding, sy jg memiliki pengalaman pribadi ttg sosok Pak Ogah spt yg diceritakan sdr Kamaruddin Simanjuntak. Sy tinggal di kawasan Depok. Utk smp ke kantor di bilangan Tebet, seringkali sy melewati sepanjang Jalan Juanda, Margonda, Lenteng Agung, Pasar Minggu, Kalibata, Pancoran hgg Tebet. Di sepanjang jalan tsb ada bbrapa gang dan celah trotoar di tengah jalan utk putar arah yg dijaga satu dua Pak Ogah.

Keberadaan para Pak Ogah ini memang membantu, tp kadang mereka terasa curang dan arogan dg lebih mengutamakan pengendara yg belok ato putar arah dr pd pengendara yg ambil jalan lurus, dipastikan krn tips yg diterima.

Dr sekian banyak Pak Ogah yg ada di kawasan Jabodetabek, brp yg tulus sungguh2 membantu, dan brp yg krn motif ekonomi? Bahkan di bbrp tempat, kumpulan Pak Ogah ini diorganisir oleh para mafia ato preman setempat yg menguasai titik2 tertentu, dan pembagian kerjanya model sift.

Aparat kepolisian bukannya tdk tau soal keberadaan mereka. Dg alasan keterbatasan personil polantas dan faktor penghidupan, maka keberadaan para Pak Ogah tsb sengaja dibiarkan. Bahkan di bbrp tempat dibina dan dikontrol, mereka biasa disebut Bantuan Polisi (Banpol). Nanti kalau dihilangkan sama sekali komentar masyarakat akn negatif thd polri, "Orang cari uang kug dilarang", "Mematikan sumber penghidupan masyarakat", dsb. Serba salah.

Mana yg lebih banyak? Pak Ogah yg tulus membantu pengguna jalan, ato Pak Ogah yg memanfaatkan kesempatan dlm kemacetan, spt yg sering terjadi dlm proyek perbaikan jalan dan jembatan? Satu Pak Ogah baik menutup ratusan Pak Ogah nakal yg kadang menggunakan hasil pendapatannya utk miras dan lainnya.

Sementara, mana yg lebih banyak? Polisi yg nakal dan curang dibanding polisi baik dan jujur yg bekerja sungguh2 melayani masyarakat. Brp kali Anda mengalami dan menemui polisi yg bertindak nakal? Satu polisi jahat menutup ribuan polisi baik yg bekerja dan ttp terjaga di saat masyarakat terlelap.

Kemudian soal, polisi yg istrahat di warung ato berteduh di bawah pohon. Brp menit Anda melihat mereka beristirahat dan brp menit Anda melihat mereka berpanas2an bercampur asap knalpot, mengatur lalulintas, sementara Anda nyaman adem di mobil ber-AC ?

Lalu berkaitan dg polantas yg spt ngumpet utk menjebak pelanggar lalu lintas. Brp kali Anda melihat yg spt ini? Cara tsb mungkin salah, tp seandainya Anda tertib dg surat2 kendaraan lengkap, memakai jalan dg benar apakah Anda akan ditilang? Yg takut dan merasa terjebak adl mereka yg melanggar. Orang salah masih membela diri dg menanyakan surat tugas, papan razia, form biru dsb.

Sdr Kamaruddin Simanjuntak pasti sering melancong ke luar negeri. Lihat di Malaysia, Eropa dan Amerika. Di negara2 tsb bukan lagi polantas yg sembunyi, tp CCTV yg tersembunyi yg mengawasi pengguna jalan. Setiap pelanggan akn dikenakan denda yg ditambahkan pd saat membayar pajak, ato tagihan surat tilang dianter ke rumah. Apakah masyarakat Indonesia sdh siap?

Ttg polisi yg terkesan obral surat tilang dan suka jalan damai 86 di jalan. Terus terang saja, siapa yg memulai? Bukankah kebanyakan org Indonesia suka melanggar peraturan lalulintas? Lihat saja jalur busway yg penuh spd motor dan mobil pribadi. Masyarakat qt sgt rendah kesadaran berlalu lintas nya. Ketika mereka kena tilang, reaksi pertama adl "ngeyel" dan membeli diri. Jk sdh mentok mereka menolak sidang dan menawarkan damai di tempat. Mental Pecundang...😫

Sdr Kamaruddin Simanjuntak mengkritik habis institusi kepolisian, tp lupa bercermin pd profesi nya. Mungkin benar, banyak oknum polisi yg bs disuap dan memainkan pasal. Tp siapa yg memulai? Bukankah kebanyakan pengacara yg memulai lobi ke para penyidik utk meringankan hukuman kliennya, kalo perlu membebaskan sama sekali.

Bahkan ketika kasus sdh smp di meja persidangan, ketika polisi sdh tdk bs berbuat apa2, para advokat masih giat melobi jaksa dan hakim utk memenangkan kliennya. Jujur saja, apa motif sesungguhnya para advokat. Memang masih ada advokat yg jujur dan baik, tp berapa? Bandingkan dg advokat yg memiliki prinsip "Maju Tak Gentar Membela yang Bayar". Bukankah parameter kehebatan seorang advokat adl ketika ia memenangkan perkara? Makin sering menang, makin mahal tarifnya.

Dg memanfaatkan celah kelemahan hukum materiil, seorang advokat bs membebaskan seseorang, meski benar2 tlah melakukan tindak pidana. Ketika tdk ada saksi dan barang bukti yg mencukupi, maka bebaslah terdakwa dr ancaman penjara.

Kebanyakan pengacara yg merayu dan menyuap para penyidik, tp mereka yg kemudian menjelek2an institusi kepolisian. Manis di depan, menggunting di belakang. Bukankah ini yg disebut Mental Pecundang...

Menolak suap dianggap kaku dan tdk mau kompromi, menerima suap disebut rakus dan makan uang haram. Hadehhhhh...

Akhirnya, sy mengajak seluruh anak bangsa, apapun profesi nya, baik itu anggota polisi, advokat, masyarakat, PNS, mulailah perbaiki diri sendiri, koreksi diri sblm mencaci maki, berkomitmen lah pd profesi qt, jgn saling menyalahkan dan melemahkan, setiap qt punya kontribusi yg sama utk merusak ato memperbaiki bangsa ini.

Mari bergandengan tangan, bahu membahu utk Indonesia yg lebih baik. 71 th sudah atas nama bangsa Indonesia, Soekarno-Hatta membaca teks proklamasi. Sdh saatnya Indonesia mjd bangsa yg besar, maju dan bermartabat. MERDEKAAA...

#71thRIkerjaNyata #SaveNKRI #PolriKerjaNyata

Salam Kemerdekaan (Arief Yuswandono /Bharindo News).

Quoate of The Day

MUTIARA KATA

● Jika kita memelihara kebencian/dendam, maka seluruh waktu dan pikiran yang kita miliki akan habis begitu saja dan kita tidak akan pernah menjadi orang yang produktif.

● Kekurangan orang lain adalah ladang pahala bagi kita untuk membantunya, mendoakannya, memperbaikinya, dan menjaga aib-nya.

● Bukan gelar, jabatan dan kekayaan yang menjadikan orang menjadi mulia, jika kualitas pribadi kita buruk, semua itu hanyalah topeng tanpa wajah.

● Ciri seseorang pemimpin itu baik akan Tampak dari : kematangan Pribadi, buah Karya, serta Integrasi antara kata dan perbuatannya.

● Jika kita belum bisa membagikan harta atau membagikan kekayaan, maka bagikanlah contoh kebaikan karena Hal itu akan menjadi tauladan.

● Jangan pernah menyuruh orang lain untuk berbuat Baik, sebelum menyuruh diri sendiri, awali segala sesuatunya untuk kebaikan dari diri kita sendiri.

● Pastikan kita sudah melakukan yang terbaik dan beramal hari ini, baik dengan : Materi, dengan Ilmu, dengan tenaga, atau minimal dengan senyuman yang tulus.

● Para pembohong akan dipenjara oleh kebohongannya sendiri. Orang yg jujur akan menikmati kemerdekaan dalam hidupnya.

● Bila memiliki banyak harta, maka Kita lah yang akan menjaga harta namun jika kita memiliki banyak ilmu, maka Ilmu lah yang akan menjaga kita.

● Bila hati kita bersih, tak ada waktu untuk berpikir licik, curang, atau dengki, sekalipun terhadap orang lain.

● Bekerja keras adalah bagian dari fisik, bekerja cerdas merupakan bagian dari otak, sedangkan bekerja ikhlas adalah bagian dari hati.

● Jadikanlah setiap kritik bahkan penghinaan yang kita terima sebagai jalan untuk memperbaiki diri.

● Kita tidak pernah tahu kapan kematian akan menjemput kita, tapi yg kita tahu adalah kematian itu pasti datang dan  seberapa banyak bekal yang kita miliki untuk menghadapinya..

Semoga bermanfaat untuk kebaikan
Aamiin. ..

#71thRIkerjaNyata #PolriBagiNegeri

Kiriman Suhartono via Grup WhatsApp Polda Jatim

Selasa, 23 Agustus 2016

KeluargaKu = SorgaKu

KeluargaKu = SorgaKu

Suatu hari saya bersenggolan dengan seseorang yang tidak saya kenal. “Oh, maafkan saya,” reaksi spontan saya. Ia juga berkata: “Maafkan saya juga.” Orang itu dan saya berlaku sangat sopan. Kami pun berpisah dan mengucapkan salam.

Namun cerita jadi lain, begitu sampai di rumah. Pada hari itu juga, saat saya sedang menelphone salah satu kolega terbaik saya, dengan bahasa sangat lembut dan santun untuk meraih simpati kolega saya itu, tiba2 anak lelaki saya berdiri diam-diam di belakang saya. Saat saya berbalik,
hampir saja membuatnya jatuh. "Minggir!!! Main sana, ganggu saja!!!" teriak saya dengan marah. Ia pun pergi dengan hati hancur dan merajuk.

Saat saya berbaring di tempat tidur malam itu, dengan halus, Tuhan berbisik, "Akan kusuruh malaikat menyabut nyawamu dan mengambil hidupmu sekarang, namun sebelumnya, aku akan izinkan kau melihat lorong waktu sesudah kematianmu. Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan. Tetapi dengan anak yang engkau kasihi, engkau perlakukan dengan sewenang-wenang, akan kuberi lihat setelah kematianmu hari ini, bagaimana keadaan atasanmu, kolegamu, sahabat dunia mayamu, serta keadaan keluargamu"
Lalu aku pun melihat, hari itu saat jenazahku masih diletakkan di ruang keluarga, hanya satu orang sahabat dunia mayaku yg datang, selebihnya hanya mendoakan lewat grup, bahkan jg ada yg tdk komentar apapun atas kepergianku, dan ada yg hanya menulis 3 huruf singkat, 'RIP'.
Lalu teman-temanku sekantor, hampir semua datang, sekejap melihat jenazahku, lalu mereka asik foto-foto dan mengobrol, bahkan ada yg asik membicarakan aibku sambil tersenyum-senyum. Bos yg aku hormati, hanya datang sebentar, melihat jenazahku dalam hitungan menit langsung pulang. Dan kolegaku, tidak ada satupun dari mereka yang aku lihat.
Lalu kulihat anak-anakku menangis dipangkuan istriku, yang kecil berusaha menggapai2 jenazahku meminta aku bangun, namun istriku menghalaunya. istriku pingsan berkali-kali, aku tidak pernah melihat dia sekacau itu. Lalu aku teringat betapa sering aku acuhkan panggilannya yg mengajakku mengobrol, aku selalu sibuk dengan hpku, dengan kolega2 dan teman2 dunia mayaku, lalu aku lihat anak2ku.. Sering kuhardik dan kubentak mereka saat aku sedang asik dengan ponselku, saat mereka ribut meminta ku temani. Oh Ya Allah.. Maafkan aku.

lalu aku melihat tujuh hari sejak kematianku, teman-teman sudah melupakanku, sampai detik ini aku tidak mendengar aku mendapatkan doa mereka untukku, perusahaan telah menggantiku dengan karyawan lain, teman-teman dunia maya masih sibuk dengan lelucon2 digrup, tanpa ada yg mbahasku ataupun bersedih terhadap ketiadaanku di grup mereka.
Namun, aku melihat istriku masih pucat dan menangis, airmatanya selalu menetes saat anak2ku bertanya dimana papah mereka? Aku melihat dia begitu lunglai dan pucat, kemana gairahmu istriku?
Oh Ya Allah Maafkan aku..

Hari ke 40 sejak aku tiada.
Teman FB ku lenyap secara drastis, semua memutuskan pertemanan denganku, seolah tidak ingin lagi melihat kenanganku semasa hidup, bosku, teman2 kerja, tdk ada satupun yang mengunjungiku kekuburan ataupun sekedar mengirimkan doa.
Lalu kulihat keluargaku, istriku sudah bisa tersenyum, tapi tatapannya masih kosong, anak2 masih ribut menanyakan kapan papahnya pulang, yang paling kecil yang paling kusayang, masih selalu menungguku dijendela, menantikan aku datang.

Lalu 15 tahun berlalu.
Kulihat istriku menyiapkan makanan untuk anak2ku, sudah mulai keliatan guratan tua dan lelah diwajahnya, dia tidak pernah lupa mengingatkan anak2 bahwa ini hari jumat, jangan lupa kekuburan papah, jangan lupa berdoa setiap sholat, lalu aku membaca tulisan disecarik kertas milik putriku malam itu, dia menulis.. "Seandainya saja aku punya papah, pasti tidak akan ada laki2 yang berani tidak sopan denganku, tidak akan aku lihat mamah sakit2an mencari nafkah seorang diri buat kami, oh Ya Allah.. Kenapa Kau ambil papahku, aku butuh papahku Ya Allah.." kertas itu basah, pasti karena airmatanya..
Ya Allah maafkanlah aku..

Sampai bertahun2 anak2 dan istriku pun masih terus mendoakanku setelah sholat, agar aku selalu berbahagia diakherat sana.

Lalu seketika,, aku terbangun.. Dan terjatuh dari dipan.. Oh Ya Allah Alhamdulillah.. Ternyata aku cuma bermimpi..

Pelan-pelan aku pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, masih aku lihat airmata disudut matanya, kasihan sekali, terlalu kencang aku menghardik mereka..
“Anakku, papah sangat menyesal karena telah berlaku kasar padamu.“Si kecilku pun terbangun dan berkata, “Oh papah, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu.”
“Anakku, aku mencintaimu juga. Aku benar-benar mencintaimu, maafkan aku anakku” Dan kupeluk anakku. Kuciumi pipi dan keningnya.
Lalu kulihat istriku tertidur, istriku yang sapaannya sering kuacuhkan, ajakannya bicara sering kali aku sengaja berpura2 tidak mendengarnya, bahkan pesan2 darinya sering aku anggap tak bermakna, maafkan aku istriku, maafkan aku.

Air mataku tak bisaku bendung lagi.
Apakah kita menyadari bahwa jika kita mati besok pagi, perusahaan di mana kita bekerja akan dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari? Teman2 akan melupakan kita sebagai cerita yang sudah berakhir, beberapa masih menceritakan aib2 yang tidak sengaja kita lakukan. Teman2 dunia maya pun tak pernah membahas lagi seolah, aku tidak pernah mengisi hari2 mereka sebagai badut di grup.
Lalu aku rebahkan diri disamping istriku, ponselku masih terus bergetar, berpuluh puluh notifikasi masuk menyapaku, menggelitik untuk aku buka, tapi tidak.. tidak..

Aku matikan ponselku dan aku pejamkan mata, maaf.. Bukan kalian yang akan membawaku ke surga, bukan kalian yang akan menolongku dari api neraka, tapi ini dia.. Keluargaku..
keluarga yang jika kita tinggalkan akan merasakan kehilangan sekali

Sumber : status fB Anita gumira asih

Minggu, 21 Agustus 2016

1 Keburukan Menutupi 9 Kebaikan

1 Kesalahan Menutupi 9 Kebenaran

Yogyakarta- (22/8/2016) Suatu hari pak guru menulis ini di _whiteboard_ :

9×1=7
9×2=18
9×3=27
9×4=36
9×5=45
9×6=54
9×7=63
9×8=72
9×9=81
9×10=90

Ketika pak guru telah menyelesaikan tulisannya, ia kemudian menatap para muridnya. Tak lama setelah itu mereka mulai menertawakannya. Hal itu, karena hasil perhitungan yang paling atas adalah *salah*.

Kemudian pak guru  berkata :

*_"Saya sengaja menulis  hasil perhitungan yang salah, dengan satu tujuan. Yakni, saya ingin kalian belajar sesuatu dari kejadian ini._*

*_Saya ingin kalian tahu bagaimana dunia ini memperlakukan kita. Kalian kan sudah melihat bahwa saya menuliskan hal yang benar sebanyak 9 kali. Tapi tak ada satupun dari kalian yang memberi selamat atau pujian kepada saya. Kalian malah menertawakan saya hanya untuk satu kesalahan saja."_*

Hidup ini jarang sekali mengapresiasi hal hal baik yang kita lakukan jutaan kali sekalipun.

Hidup ini justru akan mengkritisi satu saja kesalahan kecil yang kita lakukan.

*Tapi kita tak perlu berkecil hati. Teruslah melangkah.* 
Jangan takut berbuat salah. Jangan risaukan apa yang akan orang lain katakan tentang kita.
Jadikan kesalahan sbg pembelajaran dan perbaikan kualitas yg lebih baik.

Sahabat Tri Brata di seluruh Indonesia, sadarilah dan mengertilah bahwa sebesar apapun kebaikan dan pengorbanan Anda, akn tertutup dg satu kesalahan yg Anda perbuat. Masyarakat menuntut *polisi tdk boleh salah*, padahal salah adl sifat manusia. Sementara polisi jg manusia yg punya rasa dan punya hati.

Ttplah semangat dan ikhlas melayani dan mengayomi, yakinlah bahwa tugas Anda suci dan mulia.

_selamat berawal pekan_

Semoga Allah SWT senantiasa memberi hidayah kita sehingga sukses dan berkah bisa Bertumbuh Terus.

#71thRIkerjaNyata #PolriBagiNegeri

Salam Kemerdekaan (Arif Yuswandono /Bharindo News)

Jumat, 19 Agustus 2016

Prajurit Bhayangkara Meriahkan Klaten Batik Carnival 2016

Prajurit Bhayangkara Polres Klaten Ambil Bagian Dalam Klaten Batik Carnival 2016

Yogyakarta – (19/8/2016) Polres Klaten mengambil porsi dalam pawai klaten batik carnival 2016 yang diselenggarakan Disparpora Pemerintah Daerah Klaten dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-71 di sepanjang jalan pemuda, Klaten, Kamis (18/8/2016).

Bersama 46 kontingen dari seluruh kecamatan dan SKPD Kabupaten Klaten, Polres Klaten menjadi pembuka jalan bagi kontongen lainnya di urutan pertama.

Kontingen Polres Klaten yang dimotori langsung oleh Waka Polres Klaten Kompol Hendri Yulianto selaku panglima, mengambil tema “Black and White Angel”, dimana 40 personil Polri berpenampilan bak ksatria jaman kerajaan mengenakan tameng serta membawa panji-panji Polisi, sementara Polwan mengenakan kostum malaikat putih nan anggun.

Tak lupa tokoh Sri Kandi sebagai simbol kecantikan dan kelembutan namun memiliki ketegasan sikap dalam menentukan keputusan untuk menegakan kebenaran juga diperagakan untuk mewakili Bhayangkara Polri.

Disaksikan ribuan pasang mata warga Klaten yang memadati gelaran tersebut, kontingen Polres Klaten berjalan kaki sepanjang jalan pemuda hingga finish di panggung kehormatan di depan rumah dinas Bupati Klaten.

“Kami ingin memeriahkan gelaran Klaten Batik Carnival ini, membaur bersama warga masyarakat dan elemen pemerintahan lainnya” terang Waka Polres Hendri, dijumpai seusai memimpin kontingen.

Menurutnya, dengan turut sertanya Polres Klaten mengikuti even Klaten Batik Carnival, dapat memberikan gambaran kepada warga masyarakat bahwa Polres Klaten siap mewujudkan Polri yang professional, modern dan terpercaya untuk membesarkan Bangsa Indonesia.

(Erq/Humas Polres Klaten)
http://tribratanewspoldajateng.com/prajurit-bhayangkara-polres-klaten-ambil-bagian-dalam-klaten-batik-carnival-2016)

Kapolri Sambangi Kantor KPK

PERERAT HUBUNGAN KERJASAMA, KAPOLRI SAMBANGI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

JAKARTA- (19/8/2016) Pada Hari Jumat 19 Agustus 2016, Kapolri Jenderal Tito Karnivian menyambangi Kantor KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) di Kuningan, Jakarta. Kedatangan Kapolri didampingi oleh Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Ari Dono Sukmanto, Wakil Kabareskrim Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Arief Sulistyanto, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar dan sejumlah pejabat teras Polri lainnya. Rombongan diterima oleh pimpinan KPK antara lain Ketua KPK Agus Rahardjo, Saut Situmorang dan Basaria Panjaitan.

Selain melakukan silaturahmi, dalam kesempatan itu dibicarakan pula peningkatan kerjasama dan sinergi antara dua lembaga yaitu Polri dan KPK  dalam hal penegakan hukum dan pencegahan korupsi di masa depan dengan melakukan joint investigation untuk penanganan kasus-kasus serius di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini sudah 72 orang perwira Polri yang menjadi penyidik di KPK. 41 di antaranya masih aktif. Hubungan antara Polri dan KPK akan terus terbina dengan harmonis, dan makin banyak penyidik Polri yang nantinya dapat menjadi Agent of Change.

#71thRIkerjaNyata #PolriBagiNegeri

(Arif Yuswandono /Bharindo News / DivHumas Mabes Polri).

Kamis, 18 Agustus 2016

Doa Sidang Tahunan MPR RI 2016 yg Mengguncang

Jakarta- (18/8/2016) Sidang Tahunan MPR RI 2016 yang digelar Selasa (16/8) awalnya berlangsung tenang, khitmat, dan tertib sampai Presiden Joko Widodo usai menyampaikan pidato kenegaraannya. Namun begitu di tengah-tengah pembacaan doa yang disampaikan oleh H. Raden Muhammad Syafi’i SH, M.Hum yang juga Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, beberapa yang hadir mulai tidak tenang. Ada pula anggota legislatif yang tempak saling lirik dengan sejawatnya di sebelah. Bahkan ada yang sedikit risau.

Apa pasal? Rupanya doa yang dibawakan oleh Raden M Syafi’i tersebut bernuansa politik. Doanya tak sekadar untuk kejayaaan bangsa Indonesia tapi juga salah satunya meminta pemimpin mundur jika tidak mau bertobat. Penasaran dengan isi doanya? Berikut teks lengkapnya.

_Assalammualaikum wr wb_

Hadirin yang berbahagia sejenak mari kita sucikan hati kita tundukkan kepala kita memohon kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa agar kita tetap berada dalam Ridhonya.

_Audzubillahiminasyaitonirojim
Bismillahirohmanirohim
washolatu wassalamu’ala asrafil anbiyai wal mursalin, sayyidina muhammadin wa’ala alihi waaskhabihi rasulillahi ajma’in._

Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim kami bersyukur kepadamu karena hari ini masih bisa melaksanakan masa persidangan pertama dalam masa persidangan tahun 2016 – 2017 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Allah Yang Maha Agung Bimbinglah kami agar dalam melaksanakan tugas-tugas Kenegaraan ini kami bisa merasakan bahwa inilah pengabdian kami kepadaMu dan pengabdian kami kepada Bangsa ini dan Negara Indonesia Ya Rahman.

Tujuh dasawarsa yang lalu Engkau merdekakan Bangsa Ini dari penjajahan Bangsa Lain, Engkau merdekakan kami dengan dasar-dasar yang sangat kuat. Kami punya tujuan untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan Bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban Dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Wahai Allah, Engkau juga memberikan landasan yang kuat untuk Negara ini Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum bagi kami, Undang – Undang Dasar 45 sebagai konstitusi yang mengatur tatanan kehidupan kenegaraan dan Berbangsa, NKRI menjadi wadah tempat tinggal kami hari ini dan tempat kami akan Kau panggil kelak, Bhineka Tunggal Ika dan dalam sejarahnya berhasil mempersatukan kami.

Wahai Allah.. Engkau juga telah menganugerahkan kekayaan luar biasa kepada kami. Bumi kami sangat kaya, Wahai Allah itu anugerahMu, Gunung kami sangat kaya itu anugerahMu, hutan kami sangat kaya itu karuniaMu, laut kami sangat kaya Allah itu adalah kasih sayangMu kepada kami.

Ya Rahman Ya Rahim, selayaknya dengan itu semua kami memiliki potensi untuk menjadi bangsa yang makmur, yang Gemah Ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo, baldatun toyyibatun warobbun ghofur. Tapi Allah hampir 71 Tahun kami merdeka kami belum merasakan itu ya Rabbal Aalamin. Lihatlah peta pola kehidupan politik kami seakan berada di dalam bayang – bayang kekuatan bangsa lain.

Ya Rahman lihatlah kehidupan hukum kami betapa hukum kami seperti mata pisau yang hanya tajam kebawah tapi tumpul ke atas sehingga mengusik rasa keadilan bagi bangsa ini Ya Rabbal Alamin.
Wahai Allah, memang semua penjara over capacity, tapi kami tidak melihat ada upaya mengurangi kejahatan karena kejahatan seperti diorganisir.

Wahai Allah kami tahu pesan dari sahabat NabiMu, bahwa kejahatan-kejahatan ini bisa hebat bukan karena penjahat yang hebat, tapi karena orang-orang yang baik belum bersatu wahai Allah atau belum mendapat kesempatan di negeri ini untuk membuat kebijakan-kebijakan baik yang bisa menekan kejahatan-kejahatan ini yaa Rabbal Aalamin.

Lihat lah kehidupan ekonomi kami. Bung Karno sangat khawatir bangsa kami akan menjadi kuli di negeri kami sendiri, tapi hari ini sepertinya kami kehilangan kekuatan untuk menstop itu di saat terjadi. Lihatlah Allah bumi kami yang kaya dikelola oleh bangsa lain dan kulinya adalah bangsa kami.

Ya Rabbal Alamin, kehidupan sosial budaya sepertinya kami kehilangan jati diri bangsa ini Ya Rahman, yang santun, yang saling percaya.

Yaa Rabbal Aalamin kami juga belum tau bagai mana kekuatan pertahanan keamanan Bangsa ini kalau suatu ketika ada bangsa lain akan menyerang bangsa kami Ya Rahman Ya Rahim. Tapi kami masih percaya kepadaMu bahwa ketika kami masih mau menadahkan tangan kepadaMu, itu berarti kami masih mengakui Engkau adalah Tuhan kami, Engkau adalah Allah Yang Maha Kuasa.

Jauhkan kami ya Allah dari pemimpin yang khianat, yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, yang kekuasaannya bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, dan seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat. Dimana-mana rakyat digusur tanpa tahu kamana mereka harus pergi, dimana-mana rakyat kehilangan pekerjaan Allah. Di Negeri yang kaya ini, rakyat ini out sourching wahai Allah, tidak ada jaminan kehidupan mereka aparat seakan begitu antusias untuk menakuti rakyat.

Hari ini di Kota Medan di Sumatera Utara 5000 KK rakyat Indonesia sengsara dengan perlakuan aparat Negara Yaa Rabbal Aalamin.
Allah lindungilah rakyat ini, mereka banyak tidak tahu apa-apa, mereka percayakan kendali negara dan pemerintahan kepada pemerintah. Allah kalau ada mereka yang ingin bertaubat terimalah taubat mereka ya Allah, tapi kalau mereka tidak bertaubat atas kesalahan yang mereka perbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negeri ini.

_Allahummaj’al jam’ana Ya Allah hadza jam’an marhuma, Wa tafarruqana min ba’dihi tafarruqaan ma’shuma. Robbana atina fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah waqina’ajabanar washollolahi wassalam alahi walham dulillahi rabbal alamin._

_Wassalammualaikum wr wb._ *sumber : Indopos*

#71thRIkerjaNyata #PolriBagiNegeri

Salam #DamaiIndonesiaKoe (Arif Yuswandono /Bharindo News).

Indonesia Darurat Imperialis

PETISI : Indonesia Darurat Imperialis #SaveNKRI #SaveTNI-POLRI-BNN

JAKARTA- (17/8/2016) Tujuh puluh satu tahun Indonesia Merdeka. Benar, qt sdh 71 tahun menikmati alam kebebasan, mjd negara yg merdeka dan berdaulat. Namun, sejatinya qt blm merdeka scr hakiki. Qt baru merdeka scr fisik, tdk lagi dijajah oleh Belanda dan Jepang scr militer. Penjajahan dlm bentuk lain masih mencengkeram bangsa Indonesia. Qt blm merdeka scr ekonomi, politik dan budaya.

Sistem ekonomi qt bukan Ekonomi Pancasila yg berbasis kerakyatan, tp mengarah pd ekonomi kapitalis yg individualistik. Politik qt jg bukan Politik Pancasila yg santun dan beradab, tp politik kotor dg menghalalkan segala cara. Budaya qt jg bukan Budaya Pancasila yg luhur dan religius, tp budaya qt saat ini adl budaya Barat yg hedonis dan materialis.

Penjajah memang tdk lagi menguasai Indonesia scr fisik dan militer, tp mereka menggunakan propaganda dan kaki tangannya utk ttp mengendalikan bangsa Indonesia. Propaganda yg dilakukan para penjajah bertujuan utk melemahkan benteng2 negara, yaitu institusi TNI sbg penjaga kedaulatan, dan institusi Polri sbg penjaga keamanan serta ketertiban. Upaya memberikan citra negatif terhadap TNI-POLRI dan institusi negara secara sistematis dilakukan oleh negara-negara kapitalis penjajah dan para pendukungnya. Bahkan upaya ini menjadi rekomendasi utama dalam berbagai laporan lembaga-lembaga pemikir ( think-tank ) mereka.

Islam sbg kekuatan penjaga NKRI disamping TNI-POLRI, jg tdk lepas dr upaya pelemahan. Tdk dpt dipungkiri bahwa negara ini didirikan oleh para pendahulu dg teriakan takbir dan darah para ulama serta santri. Sehingga, melemahkan kekuatan TNI-POLRI dan Islam adl cara paling efektif utk ttp melanggengkan penjajahan di bumi Pertiwi ini.

Rekomendasi Ariel Cohen, dalam rilis yang diterbitkan The Heritage Foundation menulis: AS harus menyediakan dukungan pada media lokal untuk membeberkan contoh-contoh negatif dari aplikasi hukum yg berbau syariah Islam, seperti hukuman mati utk bandar narkoba di Indonesia, jg termasuk hukuman untuk kejahatan ringan atau kepemilikan alkohol di Chechnya, keadaan Afghanistan di bawah Taliban atau Saudi Arabia, dan tempat lainnya. Perlu juga diekspose perang sipil yang dituduhkan kepada gerakan Islam di Aljazair. (An Emerging Threat to US Interests in Central Asia ).

Hal senada direkomendasikan Cheryl Benard. Menurutnya, ada beberapa ide yang harus terus-menerus diangkat untuk menjelekkan citra TNI-POLRI dan Islam: perihal demokrasi dan HAM, poligami, sanksi kriminal, keadilan Islam, isu minoritas, pakaian wanita, dan kebolehan suami untuk memukul istri. ( Civil Democratic Islam, Partners, Resources, and Strategies, The Rand Corporation, halaman 1-24 ). Negara2 kapitalis penjajah ini rela menghabiskan dana puluhan juta dolar AS untuk melakukan propaganda negatif. (Lihat: David E Kaplan, ”Hearts, Minds, and Dollars”, http://www.usnews.com,
25/4/2005 ).

Untuk melakukan propaganda sistematis ini negara-negara kapitalis kemudian memanfaatkan kelompok-kelompok yang menjadi komprador (kaki tangan) negara penjajah ini. Para komprador ini kemudian membuat LSM-LSM yang secara sistematis dan terus-menerus menyudutkan institusi TNI-POLRI dan mendeskreditkan Islam dan memberikan citra negatif terhadap umat Islam di Indonesia.

Ironisnya, di sisi lain, LSM-LSM ini diam terhadap perlakukan kejam negara-negara penjajah kapitalis Barat, padahal mereka mengklaim sebagai pendukung dan penegak demokrasi dan HAM. Mereka diam terhadap pembunuhan ratusan ribu rakyat sipil di Irak, Afganistan, Palestina, dan negeri negeri Islam lain yang dilakukan oleh AS dan sekutunya yang mengklaim sebagai penegak demokrasi. Mereka juga diam terhadap penangkapan, pemenjaraan, dan penyiksaaan manusia yang dituduh secara sepihak oleh AS sebagai teroris.

Mereka diam terhadap ulah AS di Guantanamo (Kuba) dan penjara-penjara lainnya. Kelompok-kelompok ini mengecam hukuman mati dan menentang perda2 syariat Islam akan membawa penderitaan bagi rakyat.
Namun, mendukung habis-habisan kebijakan negara kapitalis dan liberal seperti AS, meskipun itu membuat penderitaan yang mendalam bagi rakyat Indonesia.

Lihat saja LSM-LSM komprador yg ada saat ini spt KontraS dan JIL _yg baru2 ini disorot ats isu pengakuan terpidana mati kasus narkoba, Freddy Budiman. Terlepas dr benar tidaknya pengakuan tsb, yg pasti institusi TNI-POLRI dan BNN babak belur dibully netizens. Tingkat kepercayaan masyarakat thd ketiga institusi tsb jg menurun. Padahal ketiga institusi tsb adl ujung tombak terdepan dlm menjaga keutuhan, keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah NKRI.

KontraS yg dipimpin oleh Harris Azhar bgtu semangat menyoroti keburukan2 perilaku oknum TNI-POLRI dan BNN. Mereka bgtu getol membela korban2 sipil atas nama HAM, tp diam saja tatkala ada anggota TNI yg dianiya dan disiksa hingga tewas menggemaskan di Bandung. KontraS seolah buta thd nasib tragis anggota Polri yg disiram air keras pd saat mengamankan kerusuhan suporter sepakbola di stadion utama GBK bbrapa waktu lalu.

Harris Azhar dg KontraS nya nampak menggunakan standar ganda dlm perjuangan nya. Sayang sekali, media cetak dan elektronik ikutan latah menyukseskan propaganda busuk para penjajah. Televisi dan koran rupanya ikut terbawa arus "Jebakan Batman" yg dipasang para penjajah dan antek2nya. Netizens dan akun2 FB palsu tdk kalah kompak bergerak, situs dan portal berita abal2 ikut memanaskan suasana.

Wahai, bangsa Indonesia yg sdh 71 th merdeka. Ingat dan sadarlah bahwa penjajah blm pergi dr Indonesia. Mereka tdk rela melepaskan cengkeraman nya ats kekayaan alam bumi Pertiwi. Mari bangkit dan bersatulah, jaga NKRI, perkuat institusi TNI-POLRI dan BNN utk menuju Indonesia yg betul2 merdeka, berdaulat, aman, sejahtera dan bermartabat. MERDEKA....?!

#71thRIkerjaNyata #PolriBagiNegeri

Salam #DamaiIndonesiaKoe (Arif Yuswandono /Bharindo News).

Memimpin adalah Menderita

Memimpin adalah Menderita

KEBUMEN- (8/8/2016) Leiden is Lijden _Memimpin adl Menderita_ Bila ditelusuri, istilah tersebut akan kita temukan dlm karangan Mohammad Roem yg mengisahkan kepemimpinan dan keteladanan Haji Agus Salim. Karangan itu berjudul "Haji Agus Salim, Memimpin Adalah Menderita" (Prisma No. 8, Agustus 1977) mengisahkan dlm percakapannya dg Mohammad Roem dan Haji Agus Salim, Kasman Singodimedjo mengatakan memimpin itu adl jalan yg menderita. Bahasa Belandanya "Een leidersweg is een lijdensweg". Leiden is lijden. Dlm Bahasa Belanda ada dua kata yg berbunyi sama, namun ditulis berbeda: leiden (memimpin) dan lijden (menderita).

Mohammad Roem mengenang Haji Agus Salim sosok yg dikenal pandai tentang agama Islam dan mahir menggunakan berbagai bahasa ini, sebagai potret pemimpin yg mau menderita. Menderita yg dimaksud, hidup serba dipenuhi kekurangan dan keterbatasan secara materi.

Tentang kesederhanaan Agus Salim, Roem mencatat, bahwa rumahnya, seperti rumah perkampungan, sama sekali tidak mencerminkan seorang tokoh terkenal seperti qt bayangkan. Agus Salim sendiri tidak punya tempat tinggal tetap, sehingga ia dan keluarganya hidup berpindah-pindah. Padahal Agus Salim adalah sosok yang menentukan dalam Syarekat Islam, sebuah organisasi politik dan pergerakan yang berpengaruh pada masanya, dan kalangan pemuda-pemuda Muslim Jong Islamieten Bond, suatu perkumpulan elite Muslim terpelajar pada masanya.

Apa makna dari memimpin itu menderita? Pemimpin harus rela berkorban lebih besar ketimbang yg dipimpin. Pemimpin selalu dituntut untuk memiliki tanggung jawab lebih. Pemimpin tidak boleh mengeluh, optimis dan pantang menyerah --termasuk kala sudah powerless sekalipun. Jalan penderitaan yang dimaksud ialah jalan kesederhanaan dan jalan kemanusiaan. Ato jalan pedang spt yg ditempuh Miyamoto Musashi dlm novel Jepang karangan Eiji Yoshikawa.

Manusiawi sekali --bahkan ketika orang banyak menghujatnya dan melupakannya. Pemimpin ialah yang mengamalkan prinsip peribahasa yg sudah cukup populer dikenal di sini, "berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian". Pemimpin ideal adl pemimpin yg berproses dan mengalami fenomena pasang naik dan pasang surut sepanjang sejarah kepemimpinannya. Ia bukan pemimpin yang instan. (M Alfan Alfian, Pelita Hati).

Bahkan sejarah para Nabi pun bukan perjalanan yg jauh dari menderita, terutama ketika mereka memimpin umatnya dan membentuk komunitas ilahiah. Para Nabi bahkan butuh waktu lama dan penuh cobaan untuk mendapatkan pengikut. Lihat Nabi Nuh AS, hampir 1000 th menyeru kpd ketauhidan, namun hanya mendapatkan kurang dr 100 pengikut. Nabi Musa AS yg harus menempuh perjalanan dr Mesir smp Syam dg perilaku ummatnya yg menjengkelkan.

Juga Nabi Muhammad SAW, yg menempuh penderitaan sejak sblm diangkat sbg Nabi dan Rasul. Terlahir sbg anak yatim, usia 6 th ditinggal ibunya, 8 th ditinggal kakeknya, hingga hidup bersama pamannya Abu Thalib smp menikah. Menjalani 13 th fase dakwah di Makkah dg penuh pertentangan. Dimusuhi kerabatnya, diusir dr kampung halaman, diancam hendak dibunuh dan diasingkan di sebuah lembah tanpa makanan dan minuman selama hampir dua tahun.

Memimpin adl Menderita. Kredo Agus Salim itu seperti air jernih yang mengalir dari hulu sungai ketulusan zamannya. Segera terbayang penderitaan Jenderal Soedirman yang memimpin perang gerilya di atas tandu. Setabah gembala ia pun berpesan, ”Jangan biarkan rakyat menderita, biarlah kita (prajurit, pemimpin) yang menderita.”

Zaman sudah terjungkir. Suara-suara kearifan seperti itu terasa asing untuk cuaca sekarang. Kredo pemimpin hari ini, ”Memimpin adalah menikmati”. Menjadi pemimpin berarti berpesta di atas penderitaan rakyat. Demokrasi Indonesia seperti baju yang dipakai terbalik: mendahulukan kepentingan lapis tipis oligarki penguasa-pemodal ketimbang kepentingan rakyat kebanyakan (demos).

Banyak orang berkuasa dengan mental jelata; mereka tak kuasa melayani, hanya bisa dilayani. Bagi pemimpin bermental jelata, dahulukan usaha menaikkan gaji dan tunjangan pejabat; bangun gedung dan ruangan mewah agar wakil rakyat tak berpeluh-kesah; transaksikan alokasi anggaran untuk memperkaya penyelenggara negara dan partai; pertontonkan kemewahan sebagai ukuran kesuksesan; utamakan manipulasi pencitraan, bukan mengelola kenyataan. (Yudi Latif, Makrifat Pagi).

Malu rasanya melihat perilaku pemimpin2 qt saat ini. Bukan kinerja dan pelayanan yg mjd prioritas, tp kemewahan dan pencitraan yg senantiasa mereka pertontonkan. Perilaku busuk dan kotor dg bongkar pasang koalisi mjd hal biasa utk melanggengkan kekuasaan. Tuntutan fasilitas mulai dr kendaraan, perumahan, tunjangan komunikasi dan uang saku mjd hal yg selalu mereka ributkan. Sementara isak tangis rakyat yg kelaparan, masyarakat yg tergusur dan pemuda yg kehilangan pekerjaan hanya dianggap sbg dengungan nyamuk yg menjengkelkan. Menghamburkan uang rakyat atas nama kunjungan kerja dan studi banding tdk lebih hanya sekedar jalan2 tanpa hasil yg berarti.

Jk pemimpin qt saat ini jauh dr jalan penderitaan, maka jgn harap ada keberhasilan. Krn kemajuan dan kesuksesan hanya bisa didapatkan dg kerja keras dan keprihatinan. Contoh lah Amirul Mukminin, Umar bin Khattab yg menolak menikmati makanan yg dikirim Gubernur Mesir, Amr bin Ash kala itu, dg mengatakan,"Kenyangkan dulu rakyatmu, sehingga jk org paling miskin sdh menikmati makanan spt ini baru aku, Amirul Mukminin bersedia memakannya".

Duhai para penguasa bumi Pertiwi, 71 tahun sudah qt merdeka, sdh waktunya qt bangkit dan bersatu mjd bangsa yg besar dan bermartabat, dimana rakyatnya hidup aman dan sejahtera. Semuanya harus dimulai dr perilaku pemimpin yg peduli dan melayani. Yg amanah dan tdk serakah. Yg lemah lembut kpd rakyat nya namun tegas kpd asing penjajah. Yg berani menderita demi kehormatan dan kewibawaan bangsa, bukan yg merendah dan menjilat hanya demi bantuan dan pinjaman. Jayalah Indonesia, sejahtera bangsaku. MERDEKA...!!!

Salam #DamaiIndonesiaKoe #PolriBagiNegeri #71TahunKerja Nyata (Arif Yuswandono /Bharindo News).

Rabu, 17 Agustus 2016

Aksi Ibu Kapolri kibarkan Merah Putih di Dalam Laut

Bhayangkari-bhayangkari Negeri Pengibar Sang Merah Putih di Bawah Laut

Raja Ampat- (17/8/2016) " Selain tugas pokok utama sebagai Ibu Rumah Tangga serta sorang istri  yang selalu siap siaga memback-up semua kegiatan Suami sebagai Anggota Polri, Bhayangkari-bhayangkari Negeri ini ternyata mampu mengibarkan Sang Merah Putih di bawah laut Raja Ampat, Papua Barat".

Aksi heroik ibu-ibu Bhayangkari tersebut di pimpin langsung oleh Ibu Tri Suwasi, Istri dari Kapolri Jendral.Pol. Drs. Tito Karnavian, yang sekaligus sebagai Ketua Umum Bahayangkari, beliau memimpin langsung ibu-ibu bahayangkari serta para penyelam lainnya untuk mengibarkan bendera merah putih di bawah Laut Saunek Raja Ampat, Papua Barat, dalam rangka perayaan Kemerdekaan RI ke-71 (Rabu, 17 Agustus 2016).
demi untuk Indonesia dan Hut Kemerdekaan RI, kegiatan ekstrim serta sangat beresiko tinggi ini ternyata tak menyurutkan semangat dan keberanian para Ibu-ibu Bhayangkari.

Ibu-ibu Bhayangkari lainnya yang turut hadir dalam kegiatan tersebut   antara lain istri Kapolda Gorontalo Dona Hengky, istri Kapolda Papua Barat Lily Royke Lumowa, istri Kapolda Papua Roma Waterpaw, istri kapolda Sulawesi Tengah Luly Sufahriadi dan istri Wakapolda Bangka Belitung Shinta Istiyono.

Sebelum mengibarkan bendera di bawah laut, para peserta sudah berlatih terlebih dahulu menyelam di setiap wilayah selama beberapa hari. Bahkan para anggota Bhayangkari juga memeriksa kesehatan dan menjaga stamina dengan berolah raga, serta mengikuti aturan dari instruktur.

ibu Tri Suwasti berharap penyelenggaraan upacara kemerdekaan di bawah laut dapat menarik minat masyarakat khususnya kaum perempuan mengikuti olahraga selam.
Di samping itu kegiatan tersebut membantu promosi wisata laut dan budaya di Indonesia sehingga meningkatkan nasionalisme sebagai Warga Negara Indonesia. selanjutnya Ibu Tri Suwasti juga menuturkan Indonesia memiliki berbagai keindahan sumber daya alam seperti Laut Raja Ampat yang terkenal di dunia dan menarik turis mancanegara.

selain kegiatan pengibaran bendera merah putih dibawah laut tersebut, para pengurus Bhayangkari juga menggelar bakti sosial dengan menyumbangkan alat tulis dan buku bacaan untuk murid sekolah dasar (SD) di Kampung Yenbuba dan Arborek Raja Ampat.
"kegiatan Ini dilaksanakan sebagai rasa cinta Bhayangkari kepada Indonesia yang kaya dengan keindahan alamnya, salah satunya keindahan bawah laut Raja Ampat yang sangat terkenal di dunia," kata Tri dalam siaran pers Divisi Humas Polri.

terlepas apapun dinamika dan opini masyarakat, harus diakui betapa luar biasa keberanian Ibu-ibu Bhayangkari ini, walau dalam kesibukan sehari-hari disibukkan urusan menata rumah tangga, memback-up semua kebutuhan suami sebagai anggota Polri, ternyata masih sanggup melaksanakan giat tambahan yang lumayan beresiko tinggi, menyelam di dasar laut untuk mengibarkan Bendera Merah Putih.

Salut dan sukses untuk Bhayangkari-bhayangkari Negeri, tak henti-hentinya mengukir prestasi dan pengabdian untuk Negeri Indonesia, Negeri kita yang tercinta.

Bravo Polri, Bravo Untuk Bhayangkari Negeri....
#PolriBagiNegeri
#71thRIkerjanyata

Penak Jamanku To...???

Setiap perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia saya selalu teringat sosok ini...

Keuangan Negara Bocor Rp 262,5 T

Dompet Negara Bolong Rp 262,5 Triliun Jelang Hari Kemerdekaan

Jakarta- (17/8/2016) Realisasi defisit sampai 5 Agustus 2016 telah mencapai 88,5 persen dari target defisit Rp296,7 triliun atau 2,35 persen terhadap PDB. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi defisit anggaran negara hingga 5 Agustus 2016 mencapai Rp262,5 triliun atau 2,08 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Realisasi itu telah mencapai 88,5 persen dari target defisit Rp296,7 triliun atau 2,35 persen terhadap PDB.

Tingginya defisit anggaran hingga minggu pertama Agustus disebabkan oleh realisasi belanja yang tak diimbangi oleh jumlah pendapatan yang masuk, terutama yang berasal dari penerimaan perpajakan.

Berdasarkan keterangan resmi Kemenkeu yang dikutip Selasa (16/8), realisasi penerimaan per 5 Agustus 2016 tercatat sebesar Rp775,2 triliun atau 43,4 persen dari target Rp1.786,2 triliun. Sementara, realisasi belanja negara telah mencapai Rp1.037,6 triliun atau 49,8 persen dari pagu Rp2.082,9 triliun.

Dari sisi penerimaan, per 5 Agustus 2016 sektor perpajakan baru mencapai Rp618,3 triliun atau 40,2 persen dari target Rp1.539,2 triliun. Perolehan ini lebih rendah dari realisasi periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp626,7 triliun atau 42,1 persen dari target Rp1.489,3 triliun.
Realisasi penerimaan perpajakan itu berasal dari penerimaan pajak sebesar Rp542,1 triliun atau 40 persen dari target Rp1.355,2 triliun, dan penerimaan bea dan cukai sebesar Rp76,2 triliun atau 41,4 persen dari target Rp184 triliun.

Adapun realisasi penerimaan negara bukan pajak tercatat sebesar Rp155,7 triliun atau 63,5 persen dari target Rp245,1 triliun. Capaian ini lebih tinggi dari perolehan tahun lalu sebesar Rp155,5 triliun atau 57,8 persen dari target Rp269,1 triliun.

Dari pos belanja negara, belanja pemerintah pusat baru mencapai Rp585,7triliun atau 44,8 persen dari pagu Rp1.306,7 triliun. Sementara transfer ke daerah dan dana desa mencapai Rp452 triliun atau 58,2 persen dari pagu Rp776,3 triliun.

Realisasi belanja pemerintah pusat terdiri dari realisasi belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp323,7 triliun atau 42,2 persen dari pagu Rp767,8 triliun dan belanja non K/L sebesar Rp262 triliun atau 46,6 persen dari pagu Rp538,9 triliun. (Safyra Primadhyta, CNN Indonesia).

INDONESIA ; SIAGA SATU...!!!

Status Indonesia : SIAGA SATU...!!!

YOGYAKARTA - (10/8/2016) Tahun ini, genap 71 tahun Indonesia Merdeka. Banyak pejabat di negeri ini, termasuk Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla, bersikap seolah-olah negeri ini sedang baik-baik saja, padahal negeri ini sesungguhnya sedang dalam bahaya.

Pertama: Adanya ancaman gerakan separatisme (pemisahan diri), khususnya Papua. Pada tanggal 13 Juli 2016, Kongres Nasional Papua Merdeka (KNPM) melakukan demonstrasi di Kota Jayapura. Mereka menuntut Papua lepas dari Indonesia. Salah satu jalan yang ditempuh adalah berupaya menjadi anggota penuh Melanesia Spearhead Group (MSG). Sekalipun demikian, KTT MSG di Honiara, Kepulauan Solomon, pada 14 Juli 2016 menolak keanggotaan penuh United Liberation Movement for West Papua pada organisasi Melanesia tersebut.

Sayang, Pemerintah tidak bersikap tegas terhadap organisasi separatisme seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM), juga terhadap aksi-aksi yang mendukung separatisme Papua. Padahal aksi serupa dilakukan hampir setiap bulan; pada 13 April 2016, 31 Mei 2016 dan 1 juni 2016.

Mantan Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, gerakan separatis muncul dari kegundahan masyarakat Papua. Kata Anies, mereka merasa tingkat kesejahteraan dan akses pendidikan di kawasan itu masih rendah ( Kompas.com , 15/7/2016).

Hal ini barangkali ada benarnya. Namun persoalannya, sesuai UU, Dana Otonomi Khusus Papua dan Papua Barat sangat besar, yakni Rp 7,057 triliun; 70% (Rp 4,940 triliun) untuk Provinsi Papua dan 30% (Rp 2,117 triliun) untuk Provinsi Papua Barat. Itu belum termasuk dana-dana lainnya yang jumlahnya tidak kalah besar. Lalu kemana semua dana itu?

Di sisi lain, kekayaan alam di Papua diserahkan oleh Pemerintah kepada pihak asing. Inilah yang menjadi salah satu alasan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) menuntut referendum ( Merdeka.com, 2/2/2015). Kebijakan Pemerintah yang menyerahkan kekayaan Papua kepada pihak asing secara tidak langsung sama dengan mendorong kemunculan gerakan separatisme (pemisahan diri) masyarakat Papua.

Anehnya, penyerahan kekayaan oleh Pemerihtan kepada asing itu terus berlanjut. Saat ini Pemerintah tengah dalam proses melelang dan menawarkan pengelolaan setidaknya 14 blok migas baru. Kemungkinan sebagian besar blok itu akan jatuh ke tangan swasta asing.

Penguasa di negeri Muslim terbesar ini terkesan membiarkan dan tidak tegas terhadap gerakan separatisme. Sekadar contoh, dalam RUU Revisi UU Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme disebutkan bahwa yang termasuk tindak terorisme adalah "orang yang membantu melepaskan wilayah atau daerah lain dari suatu negara sahabat untuk seluruhnya atau sebagian dari kekuasaan pemerintah yang ada di negara tersebut" (Pasal 12B, ayat 3). Sebaliknya, orang atau kelompok orang yang justru melakukan aktivitas melepaskan wilayah (separatisme) di dalam negeri tidak disebut sebagai pelaku tindak terorisme. Jadi sangat wajar bila ada yang menilai Pemerintah dengan sengaja membiarkan separatisme. Wajar juga jika muncul pertanyaan, revisi UU ini untuk siapa? Untuk melindungi bangsa ini atau pihak asing?

Kedua : Ancaman terhadap kedaulatan negeri ini. Sudah menjadi rahasia umum bahwa rezim saat ini didukung oleh para konglomerat. Tentu istilah
no free lunch (tidak ada makan siang gratis) tetap berlaku. Artinya, dukungan para pengusaha besar tersebut kepada Pemerintah tidaklah cuma-cuma.

Atas prakarsa Menteri BUMN Rini Soemarno pada Juni 2015, misalnya, pada 16 September 2015, China Development Bank (CDB) memberikan utang senilai US$ 3 miliar kepada BRI, Mandiri dan BNI. Masing-masing bank mendapat US$ 1 miliar yang 70%-nya dalam bentuk dolar Amerika dan sisanya renminbi. Pinjaman ini bertenor 10 tahun. Tingkat bunganya 2,85 persen di atas London Interbank Offered Rate untuk pinjaman dolar. Adapun bunga pinjaman dalam bentuk renminbi 3,3 persen di atas Shanghai Interbank Offered Rate .

Awalnya uang US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40 triliun dari CDB itu akan dialokasi untuk proyek infrastruktur. Nyatanya, utang sebesar itu hanya sepertiganya yang bakal digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Sebagian besarnya diserap oleh industri manufaktur dan perdagangan. Masalahnya, sebagaimana dipertanyakan oleh Ketua Komisi XI Ahmadi Noor Supit, pinjaman dari bank asal China tersebut terkonsentrasi pada beberapa perusahaan saja. Grup Sinar Mas mendapat kredit paling besar. Di antara penerima kucuran kredit juga ada grup Medco dan perusahaan milik keluarga Wapres JK.

Selain utang itu, Pemerintah juga mendapat komitmen kucuran utang dari China sebesar US$ 50 miliar atau sekitar Rp 700 triliun. Sebagian dari komitmen itu sudah disepakati pengucurannya untuk sejumlah proyek infrastruktur. Dengan bunga misalnya 2% selama 30 tahun, maka bangsa ini akan terbebani pembayaran bunga utang sebesar US$ 30 miliar, hampir Rp 400 triliun. Itu baru bunganya saja. Itu masih ditambah beban pembayaran utang Pemeritah pusat lainnya yang per Mei 2016 sudah mencapai Rp 3.323,36 triliun. Jelas, dengan utang sebsar itu, beban yang ditanggung rakyat makin besar.

Persoalan lainnya, utang dari China itu disertai dengan berbagai syarat yang makin merugikan bangsa ini. Di antara syaratnya adalah masuknya pekerja China untuk mengerjakan proyek-proyek investasi yang didanai dengan utang dari China.

Serbuan tenaga kerja China hampir pasti akan terjadi. Sebabnya minimal ada dua: (1) Pemerintah menyetujui masuknya pekerja China sebagai bagian dari syarat investasi dan pinjaman Pemerintah kepada China; (2) Berlakunya Masyarakat ASEAN plus China. Salah satu yang akan dibebaskan atau setidaknya dipermudah dan hambatannya dihilangkan adalah pergerakan tenaga kerja antar negara ASEAN plus China.

Apalagi ada rencana Pemerintah untuk membebaskan visa kepada warga negara China masuk ke Indonesia.

Faktanya, saat ini pendatang China terus meningkat, sebagiannya adalah para pendatang ilegal. Baru-baru ini Polresta Bogor, misalnya, dalam operasi gabungan dengan Kantor Imigrasi Kota Bogor berhasil menangkap 31 pendatang ilegal asal China (20/6/2016). Semua pendatang ilegal tersebut tidak ada yang bisa berbahasa Indonesia.

Padahal menurut Badan Pusat Statistika (BPS) tingkat pengangguran terbuka di negeri ini pada Februari 2016 mencapai 7,02 juta orang atau 5,5 persen. Dengan adanya serbuan tenaga kerja Cina itu maka persoalan pengangguran akan semakin parah. Tentu karena para pencari kerja di negeri ini harus bersaing dengan para pekerja luar negeri, terutama dari China tersebut. Jelas ini adalah ancaman nyata.

Sebetulnya, masih banyak problem lainnya yang melanda negeri ini. Contohnya adalah problem minimnya pemasukan negara, melebarnya defisit anggaran, ketergantungan pada impor, gejolak harga yang belum bisa dikendalikan, masih lemahnya pemberantasan korupsi dan seabrek problem lainnya termasuk institusi penjaga NKRI yg babak belur dihantam berbagai persoalan dr dalam dan dr luar. Semua problem dan beban itu harus dihadapi oleh rakyat negeri ini. Alhasil, negeri ini sedang dalam bahaya, dan tidak sedang baik-baik saja.

Bahkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati di berbagai kesempatan menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia dlm keadaan tdk baik. Kebijakan pertama nya tdk lama setelah diangkat mjd menteri adl memangkas anggaran hingga 133 triliyun rupiah. Itu artinya keuangan negara dlm keadaan darurat. Kebijakan Tax Amnesti, diakui tidak diakui adl cara pemerintah utk mendapatkan dana segar dlm waktu singkat.

Sepekan lagi bangsa Indonesia akan merayakan hari kemerdekaan nya yg ke 71. Serasa kering dan terkesan munafik memang, qt berpesta pora penuh kegembiraan namun sesungguhnya Ibu Pertiwi sdg tergeletak tak berdaya di ruang ICU. Wahai saudaraku sebangsa dan setanah air, sdh saatnya qt bangkit dan bersatu, saling jujur dan terbuka, saling bahu membahu dan bersama-sama menyelamatkan negeri ini dari kehancuran.

Marilah berdoa menirukan munajat para penjelajah bahari di kesilaman. ”Ya Tuhan, selamatkan kami. Lautan di Tanah Air ini luas dan ombaknya ganas menerjang. Bahtera kami oleng, sedang nakhodanya mencari selamat sendiri!”

Salam Kemerdekaan #DamaiIndonesiaKoe (Arif Yuswandono).

Mental Pengemis

Mental Pengemis

JAKARTA- (11/8/2016) Seorang sahabat yg tinggal di Australia bercerita ttg pengalamannya, "Suatu sore, sesudah menikmati secangkir capucino di Gloria Jeans Café yang capucino-nya paling enak (menurut saya), kami mampir ke toko roti. Membeli sebatang roti kismis dan minta kepada si mbak penjaga toko roti, untuk dipotongkan, sehingga nanti di rumah gampang, tinggal comot dan makan.

Selesai dipotong dan dibungkus rapi, lalu diserahkan kepada saya. Langsung saya berikan uang lembaran 10 dollar. Tapi ditolak dengan senyum manis, sambil berucap, ”It's free nothing to pay.”
“Are you sure?” kata saya.
Gadis remaja yang tugas jualan disana, menjelaskan, bahwa kalau sudah ditutup, roti tidak boleh lagi dijual. Boleh diberikan kepada siapa yang mau atau diantarkan ke Second Hand shop untuk orang yang membutuhkan.

Agak tercengang juga saya dengar penjelasannya. Terbayang, kalau di Indonesia, wah bisa bangkrut ini, karena orang bakalan menunggu toko tutup supaya dapat yang gratis.

Belum selesai ngobrol dg si mbak, tiba2 ada suami istri, yang juga mau belanja roti. Rupanya mereka tanpa saya sadari sudah mendengar percakapan kami. Kelihatan si Pria adalah orang Australia, sedangkan istrinya adalah tipe orang Asia. Si wanita juga minta roti di mbak, tapi di cegah oleh suaminya, sambil berkata _”No darling, please. We have enough money to buy. Why do we have to pick up a free one? Let’s another people who need it more than us take it."_

Wah... wah, merasa tersindir wajah saya panas… Egoisme saya melonjak ke permukaan, merasa tersindir dg perkataannya. Dlm hati saya bergumam, ”Hmm saya ini dulu pengusaha tau”.
Tapi, syukur cepat sadar diri, gak sampai terucapkan. Karena orang yg bicara suami ke istrinya, masa iya saya tiba2 nyelak ditengah tengah? Hampir saja saya berbuat kesalahan. Karena toh mereka tidak omongin saya… Kalau saya merasa tersindir, itu salah saya sendiri.

Hingga menjelang tidur, kata2 si Suami kepada istrinya masih tergiang2 rasanya, _"We have enough money to buy... why do we have to pick up a free one."_

Setelah saya renungkan, saya merasakan bahwa kata2 ini benar. Kalau semua orang yang punyai duit, ikut antri dan dapatkan roti gratis, yang biasanya diantarkan ke Second Hand Shop untuk dibagi bagikan gratis, berarti orang yang sungguh2 membutuhkan tidak bakalan kebagian lagi roti gratis.

Walaupun saya sesungguhnya mau membayar, namun si mbak yang nggak mau terima uang saya. Pelajaran hidup ini tidak mungkin akan saya lupakan.

*Kalau kita sanggup beli. jangan ambil yang gratis. Biarlah orang lain yang lebih membutuhkan mendapatkannya.*

Sungguh sebuah kepedulian akan sesama yang diterapkan dengan kesungguhan hati.
Kini saya baru tahu, kenapa kalau di club ada kopi gratis, tapi jarang ada yang ambil, mereka lebih suka membeli. Bukan karena gengsi2an, tetapi terlebih karena rasa peduli mereka pada orang lain, yang mungkin lebih membutuhkan.
Pelajaran yang sungguh sungguh memberikan inspirasi bagi diri saya.

Tuhan sudah memberikan berkah yg cukup utk qt, tidak perlu lagi qt mengambil bagian berkah yg diperuntukkan bagi orang lain. Ketika qt mendengar ada program pemerintah utk membantu org miskin, apa yg ada dlm benak qt? Apa qt akn ikut bersiasat agar mendapat bagian? Atokah qt merekayasa data agr kerabat dn saudara qt dpt bagian jg? Ato qt sok jd pahlawan dg mengajukan diri sbg pendamping program, tp dlm pikiran qt tersimpan niat busuk utk memperkaya diri sendiri?

Sahabat, kemiskinan bukan utk dipolitisir dan dieksploitasi. Org miskin dan kemiskinan adl ladang amal. Keberadaan org miskin adl cara Tuhan utk menguji sejauh mana kepedulian dan keimanan qt. "Jgn ngaku beriman jk tetangga kanan kirinya masih ada yg kelaparan".

Sementara kemiskinan adl mental yg mesti dirubah dan diberantas. Mental minta2, mental gratisan, mental pemalas, mental potong kompas, termasuk mental jualan data orang miskin, semua itu adl Mental Pengemis yg membuat bangsa ini rendah dan terhina, itulah kemiskinan kultural. Sdh saatnya qt bangkit dan sadar, tangan di atas lebih baik dr pd tangan di bawah. Menjaga harga diri lebih baik dr pd menjatuhkan kehormatan hanya demi sesuap nasi.

Pilihan ada pd qt sekarang, mau jd pecundang dg terus memelihara mental pengemis ato berjuang meriah kemerdekaan yg sesungguhnya dg mental perwira juara. "Maka nikmat Tuhan kamu yg manakah yg kamu dustakan?".

INDONESIA SIAGA SATU #SaveNKRI
Salam Kemerdekaan #DamaiIndonesiaKoe (Arif Yuswandono).