Cari Blog Ini

Rabu, 17 Agustus 2016

Mental Pengemis

Mental Pengemis

JAKARTA- (11/8/2016) Seorang sahabat yg tinggal di Australia bercerita ttg pengalamannya, "Suatu sore, sesudah menikmati secangkir capucino di Gloria Jeans Café yang capucino-nya paling enak (menurut saya), kami mampir ke toko roti. Membeli sebatang roti kismis dan minta kepada si mbak penjaga toko roti, untuk dipotongkan, sehingga nanti di rumah gampang, tinggal comot dan makan.

Selesai dipotong dan dibungkus rapi, lalu diserahkan kepada saya. Langsung saya berikan uang lembaran 10 dollar. Tapi ditolak dengan senyum manis, sambil berucap, ”It's free nothing to pay.”
“Are you sure?” kata saya.
Gadis remaja yang tugas jualan disana, menjelaskan, bahwa kalau sudah ditutup, roti tidak boleh lagi dijual. Boleh diberikan kepada siapa yang mau atau diantarkan ke Second Hand shop untuk orang yang membutuhkan.

Agak tercengang juga saya dengar penjelasannya. Terbayang, kalau di Indonesia, wah bisa bangkrut ini, karena orang bakalan menunggu toko tutup supaya dapat yang gratis.

Belum selesai ngobrol dg si mbak, tiba2 ada suami istri, yang juga mau belanja roti. Rupanya mereka tanpa saya sadari sudah mendengar percakapan kami. Kelihatan si Pria adalah orang Australia, sedangkan istrinya adalah tipe orang Asia. Si wanita juga minta roti di mbak, tapi di cegah oleh suaminya, sambil berkata _”No darling, please. We have enough money to buy. Why do we have to pick up a free one? Let’s another people who need it more than us take it."_

Wah... wah, merasa tersindir wajah saya panas… Egoisme saya melonjak ke permukaan, merasa tersindir dg perkataannya. Dlm hati saya bergumam, ”Hmm saya ini dulu pengusaha tau”.
Tapi, syukur cepat sadar diri, gak sampai terucapkan. Karena orang yg bicara suami ke istrinya, masa iya saya tiba2 nyelak ditengah tengah? Hampir saja saya berbuat kesalahan. Karena toh mereka tidak omongin saya… Kalau saya merasa tersindir, itu salah saya sendiri.

Hingga menjelang tidur, kata2 si Suami kepada istrinya masih tergiang2 rasanya, _"We have enough money to buy... why do we have to pick up a free one."_

Setelah saya renungkan, saya merasakan bahwa kata2 ini benar. Kalau semua orang yang punyai duit, ikut antri dan dapatkan roti gratis, yang biasanya diantarkan ke Second Hand Shop untuk dibagi bagikan gratis, berarti orang yang sungguh2 membutuhkan tidak bakalan kebagian lagi roti gratis.

Walaupun saya sesungguhnya mau membayar, namun si mbak yang nggak mau terima uang saya. Pelajaran hidup ini tidak mungkin akan saya lupakan.

*Kalau kita sanggup beli. jangan ambil yang gratis. Biarlah orang lain yang lebih membutuhkan mendapatkannya.*

Sungguh sebuah kepedulian akan sesama yang diterapkan dengan kesungguhan hati.
Kini saya baru tahu, kenapa kalau di club ada kopi gratis, tapi jarang ada yang ambil, mereka lebih suka membeli. Bukan karena gengsi2an, tetapi terlebih karena rasa peduli mereka pada orang lain, yang mungkin lebih membutuhkan.
Pelajaran yang sungguh sungguh memberikan inspirasi bagi diri saya.

Tuhan sudah memberikan berkah yg cukup utk qt, tidak perlu lagi qt mengambil bagian berkah yg diperuntukkan bagi orang lain. Ketika qt mendengar ada program pemerintah utk membantu org miskin, apa yg ada dlm benak qt? Apa qt akn ikut bersiasat agar mendapat bagian? Atokah qt merekayasa data agr kerabat dn saudara qt dpt bagian jg? Ato qt sok jd pahlawan dg mengajukan diri sbg pendamping program, tp dlm pikiran qt tersimpan niat busuk utk memperkaya diri sendiri?

Sahabat, kemiskinan bukan utk dipolitisir dan dieksploitasi. Org miskin dan kemiskinan adl ladang amal. Keberadaan org miskin adl cara Tuhan utk menguji sejauh mana kepedulian dan keimanan qt. "Jgn ngaku beriman jk tetangga kanan kirinya masih ada yg kelaparan".

Sementara kemiskinan adl mental yg mesti dirubah dan diberantas. Mental minta2, mental gratisan, mental pemalas, mental potong kompas, termasuk mental jualan data orang miskin, semua itu adl Mental Pengemis yg membuat bangsa ini rendah dan terhina, itulah kemiskinan kultural. Sdh saatnya qt bangkit dan sadar, tangan di atas lebih baik dr pd tangan di bawah. Menjaga harga diri lebih baik dr pd menjatuhkan kehormatan hanya demi sesuap nasi.

Pilihan ada pd qt sekarang, mau jd pecundang dg terus memelihara mental pengemis ato berjuang meriah kemerdekaan yg sesungguhnya dg mental perwira juara. "Maka nikmat Tuhan kamu yg manakah yg kamu dustakan?".

INDONESIA SIAGA SATU #SaveNKRI
Salam Kemerdekaan #DamaiIndonesiaKoe (Arif Yuswandono).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar